Sampai 10 Agustus 2023, BEI telah menorehkan 63 pencatatan efek saham baru dengan nilai fund raised sebesar Rp49,19 triliun
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan pencatatan efek saham baru di BEI merupakan yang tertinggi, dibandingkan dengan bursa saham lainnya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) selama periode Januari-Agustus 2023 ini.

"Sampai 10 Agustus 2023, BEI telah menorehkan 63 pencatatan efek saham baru dengan nilai fund raised sebesar Rp49,19 triliun, 70 emisi obligasi, 2 Exchange-Traded Fund (ETF) baru, 1 Efek Beragun Aset-Surat Partisipasi (EBA-SP), serta 83 waran terstruktur," kata Iman di Kantor BEI Jakarta, Kamis.

Dengan demikian, lanjutnya, sampai periode tersebut telah terdapat 887 perusahaan tercatat di BEI, dengan 28 perusahaan masih dalam pipeline (antrean) untuk mencatatkan saham perdana atau menggelar Initial Public Offering (IPO).

Sampai 9 Agustus 2023, Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) berada pada posisi Rp10,24 triliun, dengan rata-rata volume transaksi harian mencapai 18,5 miliar saham, dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,24 juta kali transaksi.

Dari sisi demand, sampai 8 Agustus 2023, jumlah investor pasar modal Indonesia yang tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bertambah 1,15 juta investor menjadi 11,47 juta investor untuk investor saham, obligasi dan reksa dana.

Baca juga: BEI yakin jumlah emiten IPO akan cetak rekor baru di 2023

Baca juga: Royaltama Mulia resmi IPO, harga saham tembus batas atas


Adapun, khusus untuk investor saham, tercatat bertambah 467 ribu investor saham menjadi 4,91 juta investor saham.

Iman mengatakan partisipasi investor ritel masih memiliki porsi transaksi tertinggi yaitu 38 persen dari total transaksi investor saham pada tahun 2023, dengan diikuti meningkatnya partisipasi investor institusi dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain itu, jumlah investor saham syariah juga tumbuh signifikan, yang mana saham syariah dalam lima tahun terakhir sejak tahun 2018, telah meningkat 182 persen dari 44.536 investor menjadi 125.638 investor pada Juni 2023.

"Hal ini mencerminkan keyakinan pasar masih cukup terjaga meski dihadapkan situasi ekonomi global dan domestik yang dipenuhi dengan ketidakpastian," ujar Iman.

Dalam kesempatan ini, pasar modal Indonesia juga meluncurkan kampanye bertajuk “Aku Investor Saham” yang merupakan kelanjutan dari kampanye sebelumnya, yaitu Gerakan Nasional Cinta Pasar Modal atau Genta Pasar Modal, dan Yuk Nabung Saham.

"Kampanye Aku Investor Saham memiliki pesan
kebanggaan, inklusivitas dan kemajuan, bertujuan untuk mendorong peningkatan jumlah investor yang saat ini berjumlah 11 juta investor, sehingga diharapkan semakin banyak masyarakat bisa menikmati potensi pertumbuhan pasar modal Indonesia," ujar Iman.
 
Pada triwulan I 2023, IPO di Indonesia tercatat paling banyak dengan 30 IPO dan menghasilkan 828 juta dolar AS. Thailand di posisi kedua, mencatatkan 10 IPO yang mengumpulkan 322 juta dolar AS. Malaysia berada di urutan ketiga dengan 10 IPO mengumpulkan USD238 juta. Sementara Singapura di urutan keempat dengan hanya satu IPO yang mengumpulkan USD15 juta.

Baca juga: Multisarana Intan Eduka resmi jadi emiten ke-63 gelar IPO pada 2023

Baca juga: Resmi listing, saham perdana LMAX anjlok ARB


Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023