Jakarta (ANTARA) - Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian Prayudi Syamsuri menegaskan pentingnya sertifikasi pada komoditas pertanian agar memudahkan pelaku agribisnis menembus pasar nasional hingga dunia.

“Penjualan sekarang kita tidak bisa sekedar berbicara, kita harus bawa sertifikat. Sertifikat itu yang bicara bagaimana konsistensi kita dalam deforestasi dan seterusnya,” kata Direktur Prayudi saat menghadiri Agrofood Expo 2023 di JIEXPO, Jakarta, Kamis.

Sertifikasi pada komoditas pertanian dan hasil pertanian, dicontohkannya, dibutuhkan untuk mematahkan isu perusakan lingkungan yang disematkan kepada sawit oleh sejumlah negara.

“Kita menghadapi tantangan yang berat di sawit karena isu sustainability dan deforestasi. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mengadvokasi dan mempromosikan bahwa sawit itu makanan sehat dan kita tidak menjarah hutan lagi. Kita bukan lagi dalam hal perluasan lagi tapi meningkatkan produktivitas,” tegasnya.

Ekspor produk pertanian, lanjutnya, sebanyak 70 persen berasal dari sawit. Dari keseluruhan produksi, sebanyak 40 persennya digunakan untuk konsumsi dalam negeri dan 60 persennya di ekspor. Sawit pun juga menjadi penyuplai 40 persen kebutuhan minyak nabati dunia.

Baca juga: Kementan tekankan penguatan hilirisasi produk pertanian lewat promosi

Sertifikasi pada hasil pertanian lain yang penting untuk segera disamaratakan, menurutnya, adalah kopi karena komoditas ini sudah mulai memasuki pertanian industri. Prayudi menyampaikan kopi sebagai satu-satunya komoditas pertanian yang bisa menyentuh segala umur, mulai dari penikmat yang beragam dari usia muda hingga lanjut usia, hingga di sisi hilir yakni barista yang didominasi kalangan anak muda.

“Kopi merupakan salah satu komoditas yang sistem sertifikasinya sudah rapi mulai dari good agriculture practices, bagaimana panen ada sertifikasinya sampai pada baristanya,” ucap dia.

Indonesia juga dikenal sebagai produsen kopi terbesar dunia. Badan Pusat Statistik mencatat produksi kopi Indonesia mencapai 794.8 ribu ton pada 2022 dan meningkat 1,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya (yoy).

Melalui sertifikasi maupun pameran Agrofood Expo 2023 di JIEXPO, Jakarta yang berlangsung pada 10-13 Agustus yang menghadirkan 100 pelau usaha agri bisnis dan agro industri, Prayudi berharap keduanya mampu menjadi ajang promosi untuk meningkatkan nilai dari produk pertanian.

Ia menegaskan bahwa kini bukan lagi pertanian yang mendorong pemasaran, namun pemasaran lah yang bisa menarik untuk mempromosikan pertanian.

“Sekali lagi kita akan bergerak apa yang pasar minta, kita akan produksi sesuai kebutuhan pasar baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Semoga pameran ini memberikan manfaat kepada kita semua pelaku yang bergerak di agri bisnis dan pertanian selalu terdepan dalam kegiatan ekonomi nasional kita,” tuturnya.

Baca juga: Bulog pasarkan produk beras khusus di pameran AgroFood 2019

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023