Kontribusi dari semua pihak sangat dibutuhkan, termasuk dari sektor industrial sebagai pengguna 31 persen dari total konsumsi energi nasional
Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta sektor industri untuk memanfaatkan energi surya guna mendorong penciptaan sektor industri yang ramah lingkungan dan berdaya saing global lewat penerapan ekonomi hijau, teknologi hijau, dan produk hijau.
 
Sekretaris Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Jonni Afrizon mengatakan pemerintah berkomitmen dalam menangani isu perubahan iklim dengan berbagai langkah dan kebijakan, termasuk upaya Kemenperin bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakselerasi pemanfaatan energi surya.
 
"Sebab, kontribusi dari semua pihak sangat dibutuhkan, termasuk dari sektor industrial sebagai pengguna 31 persen dari total konsumsi energi nasional," ungkapnya lewat keterangan di Jakarta, Jumat.
 
Jonni mengatakan pemanfaatan panel surya menjadi solusi optimal bagi sektor industri yang menggunakan energi dalam jumlah tinggi dan intensif, selain mampu mengurangi emisi gas rumah kaca, dan berkontribusi pada langkah transisi menuju energi terbarukan.
 
Oleh sebab itu, Kemenperin menyambut baik PT Unilever Indonesia yang telah membangun proyek instalasi panel surya berkapasitas 2,5 MWp pada pabrik beauty & wellbeing dan nutrition yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jabar.
 
"Kami sangat mengapresiasi PT Unilever Indonesia, yang telah mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi emisi secara signifikan dan menjadi contoh perusahaan di Kawasan Industri Jababeka melalui penggunaan panel surya," katanya.
 
Kemenperin juga memberikan apresiasi kepada PT Jababeka Tbk yang sudah mendorong dan mendukung para penyewa dalam pengurangan emisi, ekonomi sirkular sehingga terbentuk efisiensi pengelolaan industri.
 
Dengan kapasitas 2,5 MWp, panel surya yang akan diinstalasi bekerja sama dengan Cikarang Listrindo ini merupakan salah satu yang terbesar di Jababeka.
 
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti menyampaikan komitmen perusahaan untuk mendukung penuh agenda pemerintah dalam hal energi terbarukan dan target net zero emission.

Pemasangan panel surya di dua pabrik milik perusahaan akan mampu menekan emisi CO2 hingga 1.500 ton per tahun, setara dengan penanaman 20.000 pohon.
 
"Tantangan perubahan iklim memerlukan keterlibatan semua pihak. Sebagai perusahaan yang telah beroperasi di Tanah Air selama hampir 90 tahun, kami senantiasa mengambil aksi nyata melalui serangkaian program di bawah strategi global 'The Unilever Compass' yang pilar pertamanya adalah membangun planet yang lebih lestari," paparnya.
 
Selain menekan emisi, pemasangan panel surya ini juga ikut mendukung upaya efisiensi yang terus dilakukan di sisi operasional. Di tengah harga komoditas yang masih fluktuatif, utamanya gas alam sebagai salah satu bahan utama pembangkit listrik, listrik yang diperoleh dari panel surya akan berpotensi untuk menghemat biaya.
 
"Ini adalah milestone penting bagi kami dalam upaya berkelanjutan untuk mengurangi jejak lingkungan dengan mempromosikan praktik-praktik berkelanjutan di seluruh rantai nilai perusahaan. Semoga akan lebih banyak perusahaan bergabung dalam upaya yang sama, sehingga secara kolektif kita dapat menciptakan iklim perindustrian yang lebih efisien dan ramah lingkungan," katanya.

Baca juga: Kemenperin siapkan IKM penuhi aspek hijau menuju keanggotaan di OECD
Baca juga: Program Dapati Kemenperin dukung IKM tekstil terapkan teknologi hijau
Baca juga: Menperin: standar industri hijau tingkatkan daya saing

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023