Jakarta (ANTARA) - Ketua Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (IDKI) dr. Eddy, MS (OH), mengingatkan masyarakat untuk menghindari penggunaan material rumah berbahan asbestos, yang umumnya digunakan untuk membuat atap, karena berpotensi memicu penyakit kanker paru-paru.

"Jika memang (mengandung) asbes beneran harus diganti. Banyak kasus-kasus asbestos zaman dulu, nggak perlu waktu lama bisa dibuktikan banyak kejadian terkena kanker paru-paru," kata Eddy dalam sebuah sesi diskusi daring, Jumat.

Material bangunan dengan bahan asbestos juga berisiko memicu penyakit paru-paru yang disebut asbestosis jika seseorang terpapar dalam jangka waktu yang lama atau dalam jumlah yang besar. Sebelum memilih bahan material rumah, Eddy mengingatkan untuk memastikan bahan yang terkandung dalam material tersebut serta meminta lembar keselamatan bahan MSDS agar penghuni rumah tidak terancam oleh paparan bahan-bahan berbahaya yang mengancam kesehatan.

"Pastikan saja bahannya apa, mereknya apa, dan minta MSDS-nya. Habis itu akan jelas ini mengandung apa," ujar Eddy.

Baca juga: Waspadai Penggunaan Asbestos

Material Safety Data Sheet (MSDS) atau lembar keselamatan bahan merupakan catatan yang berisi informasi tentang suatu bahan kimia. Dokter yang menjadi anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Tidak Menular PB IDI itu menyebutkan MSDS terbagi menjadi dua jenis yaitu format OSHA dan ANSI.

MSDS format OSHA menjelaskan mengenai informasi tentang kandungan bahan kimia dalam suatu material yang meliputi kandungan bahaya, karakteristik fisik atau kimia, data reaktivitas, bahaya kesehatan, hingga prosedur pemakaian dan penanganan. Sementara MSDS format ANSI menjelaskan informasi lebih lengkap dengan turut mencantumkan langkah pertolongan pertama, langkah menghindari kecelakaan, cara pembuangan, cara mengatasi jika terjadi kebakaran, dan informasi lainnya.

Karena kandungannya yang berbahaya, Eddy menjelaskan asbestos saat ini sudah tidak banyak dipakai sebagai bahan bangunan rumah. Bahan tersebut lebih sering digunakan pada industri instalasi pipa panas dan percetakan dengan prosedur perlindungan untuk pekerja yang ketat.

"Sekarang sudah jarang sekali (digunakan sebagai bahan material rumah), sekarang asbes lebih banyak digunakan di industri instalasi pipa panas atau material untuk percetakan dan sebagainya dan itu juga maintenance (perawatan)-nya harus ketat sekali, pengawasannya ketat sekali, bahkan pekerja-pekerjanya di lapangan memakai proteksi khusus," kata Eddy.

Baca juga: Pulmonolog: Kanker paru stadium dini bisa ditangani dengan operasi

Baca juga: Dokter: Gunakan masker untuk proteksi paru dari polusi udara

Baca juga: Pulmonolog ingatkan perokok perlu diperiksa guna deteksi kanker paru 

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023