"Pada Juli, El Nino terus berlanjut seperti yang ditandai oleh suhu permukaan laut di atas rata-rata di seluruh Samudera Pasifik khatulistiwa," kata Layanan Cuaca Nasional (National Weather Service/NWS) AS pada Kamis (10/8).
El Nino dan La Nina merupakan pola iklim di Samudra Pasifik yang dapat memengaruhi cuaca di seluruh dunia.
Saat peristiwa El Nino, angin pasat melemah. Air hangat terdorong kembali ke timur, menuju pantai barat Amerika.
Dilihat dari perkembangan terkini, para peramal cuaca lebih yakin akan terjadinya peristiwa El Nino yang "kuat", dengan sekitar dua per tiga kemungkinan suhu akan naik sekitar 1,5 derajat Celsius atau lebih pada November 2023 hingga Januari 2024, tambah NWS.
Organisasi Meteorologi Dunia pada Mei lalu memperingatkan bahwa pola cuaca tersebut dapat berkontribusi pada peningkatan suhu global.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023