London (ANTARA) - Hampir dua abad sejak Charles Darwin keliling dunia, sejumlah aktivis lingkungan berencana untuk mengikuti jejaknya dengan melaksanakan perjalanan dua tahun mengelilingi empat benua. 

Selama perjalanan itu, mereka akan mempelajari kehidupan liar endemi dan mendorong konservasi lingkungan.

Kelompok tersebut akan mulai melaut, dengan kapal layar berumur 105 tahun, pada Selasa (15/8) dari pelabuhan di Inggris selatan, Plymouth. 

Dari pelabuhan yang sama pula, ekspedisi Darwin sang ahli lingkungan Inggris dimulai pada1831 yang membuatnya mengembangkan teori evolusi akibat seleksi alam.

Ekspedisi "Darwin200" itu akan menempuh jarak 40.000 mil laut dan dijadwalkan untuk singgah di 32 pelabuhan, termasuk seluruh pelabuhan utama yang dikunjungi kapal Darwin, HMS Beagle.

Grup itu akan berlayar dengan Oosterschelde, yakni kapal layar tiang tinggi Belanda yang telah dipugar, ke sejumlah lokasi terpencil seperti Kepulauan Galapagos. 

Kepulauan tersebut menjadi tempat observasi Darwin, bahwa spesies burung terkait memiliki perbedaan dari pulau ke pulau, yang membantu mengilhaminya untuk menyusun buku tentang evolusi, "On the Origin of Species" (Tentang Asal Usul Spesies).
 
Pendiri Darwin200 Stewart McPherson mengatakan para peneliti akan mempelajari dampak dari perubahan iklim terhadap batu karang dan habitat satwa liar yang menyusut. 

Mereka juga akan sekaligus menanam ribuan pohon untuk membantu mitigasi masalah seperti tanah tandus.

"Tujuan dari proyek ini adalah untuk menunjukkan solusi, menunjukkan aksi nyata yang dapat kita semua lakukan untuk membantu mewujudkan masa depan yang lebih baik," kata McPherson dalam sebuah wawancara.

Dalam perjalanan itu, sebanyak 200 aktivis lingkungan muda akan bergabung dengan misi kapal untuk beberapa waktu guna mendapat pelatihan terkait upaya konservasi lingkungan.

Para penanggung jawab proyek tersebut termasuk cicit Darwin yang merupakan ahli botani, Sarah Darwin, serta ahli primata Inggris Jane Goodall.

"Kita tahu saat ini kita sedang berada di tengah kepunahan besar keenam dengan banyak malapetaka dan kesuraman tentang masalah yang dihadapi lingkungan, perubahan iklim, dan hilangnya keanekaragaman hayati," ujar Goodall.

"Perjalanan ini akan memberi banyak orang kesempatan untuk melihat bahwa masih ada waktu untuk membuat perubahan", katanya, menambahkan. 

Sumber: Reuters

Baca juga: 20 tahun dicuri, buku catatan ikonis Charles Darwin ditemukan

Baca juga: "Eksperimen Rahasia" Charles Darwin


 

Pelayaran pinisi Norwegia untuk laut berkelanjutan

Penerjemah: Arie Novarina
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023