Jakarta (ANTARA) - Sebuah studi terbaru yang dilakukan peneliti London School of Hygiene and Tropical Medicine dan University of College London menemukan bahwa kadar gula darah tinggi pada seseorang yang mengalami kondisi pra-diabetes berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung.

Dilansir dari Medical Daily, Senin (14/8), prediabetes adalah suatu kondisi di mana seseorang memiliki kadar gula darah lebih tinggi dari batas normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dianggap menderita diabetes tipe 2.

Gejala-gejala penderita prediabetes meliputi kulit gelap di daerah-daerah termasuk leher, ketiak dan selangkangan. Kondisi prediabetes dapat berkembang menjadi diabetes. Namun, kadar gula darah pada pasien dapat dikontrol secara efisien dengan mengubah gaya hidup seperti melakukan olahraga dan diet sehat.

Baca juga: Waspadai enam penyebab risiko serangan jantung di usia muda

Para peneliti mengevaluasi perbedaan dampak peningkatan kadar gula darah pada pria dan wanita dengan mengamati 427 ribu data partisipan dari UK Biobank yang berusia antara 40 hingga 69 tahun.

"Kami tertarik untuk mengeksplorasi faktor risiko mana yang didorong oleh perbedaan jenis kelamin terhadap risiko penyakit jantung antara pria dan wanita dengan diabetes, dan apakah pria atau wanita dengan gula darah meningkat di bawah ambang batas diabetes juga berisiko tinggi terkena penyakit jantung," kata Christopher Rentsch, kepala tim riset tersebut.

Data partisipan riset diklasifikasikan menjadi tiga sesuai kadar gula darah rata-rata mereka dalam tiga bulan sebelum penelitian yaitu rendah-normal, normal, pradiabetes atau diabetes.

Baca juga: Pengaturan makan pasien diabetes ternyata sama seperti orang sehat

Para peneliti menguji data tersebut dengan sejumlah risiko penyakit jantung seperti arteri koroner, fibrilasi atrium (AFib), trombosis vena dalam, emboli paru, stroke dan gagal jantung.

Pria dengan kadar gula darah tinggi tetapi di bawah ambang diabetes memiliki risiko 30 persen lebih besar terkena penyakit jantung, sedangkan pada wanita dengan kadar gula darah yang sama, risikonya antara 30 persen hingga 50 persen.

Perbedaan risiko antara pria dan wanita berkurang ketika peneliti memasukkan obesitas, faktor risiko yang dapat dimodifikasi dengan perubahan gaya hidup, dalam pengamatan.

"Kontribusi baru utama dari penelitian kami adalah mengukur risiko penyakit jantung dengan kadar gula darah bervariasi pada pria dan wanita dan menunjukkan bahwa keterkaitan ini sebagian besar dijelaskan oleh faktor-faktor (risiko) yang dapat dimodifikasi," kata Rentsch.

Baca juga: Mahasiswa UMM kembangkan permen jeli antidiabetes berbasis lempuyang

Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023