Makassar (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI, drg Hj Hasnah Syam, MARS menyasar kalangan remaja di Kabupaten Barru dalam menyosialisasikan bahaya Stunting dan upaya pencegahannya.

"Remaja atau calon pengantin menjadi salah satu sasaran strategis dalam mensosialisasikan bahaya Stunting dan upaya pencegahannya," kata Hasna disela kehadirannya di Kabupaten Barru, Rabu.

Baca juga: DPR RI-BKKBN sosialisasi pentingnya kualitas kesehatan cegah stunting

Dia mengatakan, hal itu penting mengingat kesuksesan suatu bangsa dapat dilihat dari sejauh mana bangsa tersebut mampu menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) mereka sejak dini, yaitu generasi muda yang sehat dan berkarakter sebagai motor pembangunan bangsa di masa mendatang.

Hanya saja, lanjut dia, kondisi saat ini, bangsa Indonesia masih diperhadapkan dengan masalah Stunting yang menjadi ancaman kualitas generasi penerus bangsa.

Baca juga: Komisi IX DPR RI bersama BKKBN edukasi warga tentang bahaya stunting

Hal itu terlihat dari masih tingginya angka stunting Indonesia yaitu 21,6 persen berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.

Mencermati kondisi tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI, Hasnah bertekad menjadikan remaja Indonesia sebagai aset pembangunan bangsa bebas dari Stunting.

"Remaja sebagai aset pembangunan bangsa harus dipersiapkan sejak dini. Bagaimana kesehatannya, pendidikannya dan karakternya. Semua harus disiapkan, dan yang terpenting mereka harus bebas dari stunting," ujar Hasnah.

Baca juga: BKKBN-Pergunu kerja sama sebarkan edukasi soal bahaya perkawinan anak

Pada kegiatan Sosialisasi Pencegahan Stunting dari Hulu bersama Mitra Kerja di Gedung PKG Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, dia mengatakan, para remaja sebagai calon pengantin, kondisi kesehatannya sebelum menikah sangat berpengaruh pada potensi lahirnya bayi stunting.

Karena itu, remaja perlu penyebab terjadinya Stunting, sehingga dapat mencegahnya, karena stunting tidak hanya menyebabkan anak tumbuh pendek tetapi yang paling berdampak adalah otaknya tidak berkembang. Termasuk organ-organ tubuhnya yang lain tidak berkembang sehingga menurunkan tingkat kecerdasan anak dan akan mudah terserang penyakit.

Baca juga: Kepala BKKBN soroti bahaya asap rokok bagi anak dan ibu hamil

Termasuk salah satu penyebab risiko bayi lahir stunting karena pernikahan dini, dalam hal ini remaja yang masih dalam tahap pertumbuhan ditambah kondisi kesehatan yang kurang akan mempengaruhi kondisi dan perkembangan janin ketika hamil nanti.

"Usia ibu saat hamil dapat mempengaruhi kondisi bayi yang akan dilahirkan. Wanita yang hamil di usia kurang dari 20 tahun memiliki peluang dua kali lebih berisiko untuk melahirkan anak Stunting," ujar Hasnah yang menggandeng BKKN Sulsel dalam sosialisasi tersebut.
 
Suasana kegiatan Anggota Komisi IX DPR RI drg Hj Hasnah Syam bersama Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Shodiqin pada sosialisasi bahaya Stunting dan pencegahannya dengan menyasar kalangan remaja di Kabupaten Barru, Sulsel. Antara/HO-BKKBN Sulsel

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023