Seoul (ANTARA) - Korea Utara pada Rabu mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa pihaknya menahan prajurit Amerika Serikat Travis King, yang menyatakan dia melintasi perbatasan bulan lalu untuk menghindari rasisme dan penganiayaan di militer dan masyarakat AS.

Siapa itu Prajurit King?

Prajurit Travis T. King, yang bergabung dengan Angkatan Darat AS pada Januari 2021, adalah seorang cavalry scout bersama Pasukan Perotasian Korea, yang merupakan bagian dari komitmen keamanan AS untuk Korea Selatan.

Dia ditugaskan ke bagian Divisi Lapis Baja ke-1 AS dan sekarang secara administratif bergabung dengan unit di Divisi Infanteri ke-4, kata seorang juru bicara militer AS.

Rekam jejaknya mencakup penghargaan rutin seperti Bintang Jasa Pertahanan Nasional, Bintang Jasa Pertahanan Korea dan Medali Jasa Luar Negeri.

Keluarganya berasal dari Racine, Wisconsin.

Mengapa dia menyeberang ke Korea Utara dan di mana dia sekarang?

Motivasi dan lokasi pasti dari King saat ini masih belum bisa dikonfirmasi.

Dia "memendam rasa sakit terhadap penganiayaan tidak manusiawi dan diskriminasi rasial di dalam Angkatan Darat AS" dan ingin tetap tinggal di Korut atau negara ketiga karena dia "kecewa pada kondisi ketidaksetaraan di masyarakat Amerika," menurut kantor berita resmi Korea Utara KCNA.

KCNA menyebut dia ditahan oleh angkatan darat Korea Utara setelah menyeberang, tetapi tidak memberikan penjelasan terperinci.

Pentagon pada Selasa (15/8) menyatakan tidak bisa memverifikasi komentar yang diduga dari King, tetapi berupaya melalui berbagai saluran untuk membawanya kembali pulang.

Paman King, Myron Gates, menuturkan kepada ABC News pada Agustus bahwa keponakannya, yang berkulit hitam, telah mengalami rasisme selama dinas kemiliterannya, dan setelah menghabiskan waktu di penjara Korea Selatan, dia tidak lagi terlihat seperti dirinya sendiri.

Paman lainnya, Carl Gates, mengemukakan kepada Daily Beast bahwa keponakannya mengalami "perasaan yang hancur" setelah kematian sepupunya yang berusia tujuh tahun pada tahun ini.

Bagaimana dia sampai ke perbatasan?

King telah menjalani penahanan hampir selama dua bulan di Korea Selatan serta telah dikawal ke Bandara Internasional Incheon Seoul untuk penerbangan kembali ke AS guna menghadapi kemungkinan tindakan disipliner. Namun, dia tidak pernah sampai ke pesawatnya.

Dia sendiri telah melewati keamanan ke gerbang penerbangannya di bandara, di mana dia memberi tahu pegawai American Airlines bahwa dia kehilangan paspornya, kata seorang pejabat bandara kepada Reuters.

Dikawal oleh seorang petugas bandara dengan persetujuan seorang pejabat kementerian kehakiman Korea Selatan, King meninggalkan zona tunggu dan terlihat keluar melalui gerbang keberangkatan.

Keesokan harinya, King bergabung dengan sebuah tur bus ke Zona Demiliterisasi (DMZ) yang dijaga ketat guna memisahkan dua wilayah negara Korea sejak berakhirnya Perang Korea pada 1953 melalui gencatan senjata.

Apa yang terjadi di perbatasan?

Sekitar 24 jam setelah meninggalkan bandara, dia berlari kencang menuju Korea Utara saat mengikuti tur di Daerah Keamanan Bersama, yang terletak di seberang perbatasan.

Sarah Leslie, seorang wisatawan dari Selandia Baru yang sedang mengikuti tur bersama King, melihat dia tiba-tiba berlari melintasi perbatasan saat tentara AS dan Korea Selatan berupaya menghentikannya.

"Saya mungkin hanya melihatnya berlari selama beberapa detik dan hanya itu yang dibutuhkan untuk menyeberangi perbatasan," katanya.

Apa tindakan disipliner yang dia hadapi?

Dua pejabat AS, yang berbicara secara anonim, menyatakan dia sedang akan menghadapi tindakan disipliner militer AS, tanpa menyebutkan tindakan apa yang terkait dengan hal itu.

Putusan pengadilan Korea Selatan menyatakan King mengaku bersalah atas penyerangan dan penghancuran barang publik yang berasal dari insiden pada Oktober tahun lalu.

Pada 8 Februari lalu, Pengadilan Distrik Barat Seoul mendendanya 5 juta won (Rp57,17 juta).

Dia menghadapi dua dakwaan penyerangan, dan mengaku bersalah terhadap satu dakwaan penyerangan dan menghancurkan barang publik dengan merusak sebuah mobil polisi sambil menyatakan kata-kata kasar dan tidak senonoh terhadap orang Korea, menurut dokumen pengadilan.

King menghabiskan waktunya di sebuah penjara Korea Selatan, sebagai pengganti membayar hukuman denda tersebut.

Sumber: Reuters
Baca juga: Korut: Tentara AS Travis King kabur karena ingin cari suaka
Baca juga: Deplu AS: Belum ada kemajuan terkait tentara AS di Korut

 

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023