Beijing (ANTARA) - China mempertahankan momentum pemulihan ekonominya pada bulan lalu serta membuat kemajuan yang solid dalam pembangunan berkualitas tinggi, meskipun tekanan terhadap perekonomian global masih membayangi.

Penjualan retail barang konsumen, yang menunjukkan kekuatan konsumsi, mencatat kenaikan stabil 7,3 persen dibandingkan tahun lalu dalam tujuh bulan pertama tahun ini, dan investasi aset tetap naik 3,4 persen, ungkap Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China pada Selasa (15/8).

Sektor jasa tetap tangguh karena indeks produksi untuk sektor tersebut naik 5,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Juli, dan output industri naik 3,7 persen.

Tingkat pengangguran di wilayah perkotaan yang disurvei berada di angka 5,3 persen, lebih rendah dibandingkan 5,4 persen yang tercatat pada tahun lalu.

Ekonomi China terus menunjukkan tren peningkatan, dengan kenaikan pada produksi dan permintaan, kestabilan lapangan kerja dan harga, serta peningkatan industri yang stabil, demikian disampaikan oleh Fu Linghui, juru Bicara NBS, dalam konferensi pers pada Selasa.

Konsumsi menjadi salah satu titik terang pada bulan lalu. Konsumsi di sektor jasa mencatat ekspansi yang luar biasa sebesar 20,3 persen untuk periode Januari-Juli, dengan pariwisata liburan musim panas yang kuat.

Pada Juli, pendapatan box office China melonjak 111 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dan penjualan kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) melonjak lebih dari 30 persen (yoy).

Peningkatan industri semakin cepat dan momentum inovasi terus meningkat. Investasi teknologi tinggi naik 11,5 persen (yoy) dalam tujuh bulan pertama tahun ini, sedangkan pendanaan untuk penelitian ilmiah dan teknologi naik 23,1 persen.

Produksi NEV dan baterai tenaga surya masing-masing naik 24,9 persen dan 65,1 persen pada Juli.

Berbicara dalam konferensi pers pada Selasa tersebut, juru bicara NBS itu menepis kekhawatiran atas perubahan harga di China. "Tidak ada deflasi untuk ekonomi China."

Fu mengatakan bahwa pertumbuhan harga konsumen secara bertahap akan kembali ke tingkat yang wajar dan penurunan harga biaya barang saat siap keluar dari pabrik juga akan semakin menyempit, yang didorong oleh trajektori positif dari perekonomian yang lebih luas.

Meskipun indikator ekonomi menunjukkan prospek yang stabil, Fu menekankan perlunya upaya-upaya lebih lanjut guna memperkuat fondasi pemulihan ekonomi China di tengah lingkungan global yang kompleks serta permintaan domestik yang tidak mencukupi.

Mengingat tantangan di dalam maupun luar negeri, China telah meluncurkan serangkaian langkah propertumbuhan dalam beberapa bulan terakhir.

Sebuah pedoman kebijakan dirilis bulan lalu untuk mengatasi masalah utama bisnis swasta, termasuk persaingan yang sehat dan dukungan pendanaan. Pengeluaran konsumen juga didorong untuk berbagai barang dan jasa, termasuk NEV, peralatan rumah tangga, barang elektronik, katering, dan pariwisata.

Sebagai upaya terbaru guna mendukung pemulihan ekonomi, bank sentral China pada Selasa memangkas suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah dan reverse repo. Kalangan analis percaya bahwa langkah tersebut akan membantu menopang permintaan kredit serta mendorong pertumbuhan konsumsi dan investasi.

Ke depannya, Fu mengungkapkan optimisme atas prospek ekonomi China untuk sisa tahun ini karena lingkungan eksternal kemungkinan akan membaik, dan kebijakan negara yang efektif, seperti langkah-langkah percepatan pembangunan infrastruktur, dukungan ekonomi swasta, serta peningkatan struktur perdagangan luar negeri, akan mendongkrak kekuatan pendorong internal.

"Terlepas dari tekanan dan tantangan, kami memiliki banyak kondisi yang menguntungkan untuk pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan pembangunan berkualitas tinggi," kata Fu. "Ekonomi akan mempertahankan kinerja yang stabil di paruh kedua dengan kualitas pembangunan yang lebih baik."

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023