Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Pengamat ekonomi Universitas Jember Adhitya Wardhono PhD menilai bahwa kebijakan hilirisasi yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat akan berdampak positif di sektor perekonomian.

"Hilirisasi akan menciptakan nilai tambah produk yang lebih besar," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu.

Menurutnya hilirisasi yang menjadi fokus saat ini adalah hilirisasi pangan dan critical mineral. Pada hilisasi pertanian, yang perlu menjadi perhatian awal adalah pemetaan produk pangan yang dapat dilakukan hilirisasi.

"Produk dengan pasok yang terbatas tidak memungkinkan dilakukan karena akan mengurangi pasokan yang selanjutnya akan meningkatkan harga, sehingga jangan sampai hilirisasi yang digunakan untuk menciptakan daya tumbuh perekonomian, justru menyebabkan ketidakstabilan, utamanya pada harga," tuturnya.

Pada hilirisasi critical mineral yang sudah berjalan adalah nikel, namun ke depan baik nikel maupun beberapa mineral kritis lainnya (bauksit, timah, tembaga, emas) perlu diperdalam terkait dengan biaya dan keuntungannya.

"Jangan sampai keuntungan yang diharapkan dapat pada hilirisasi justru menimbulkan efek bayangan negatif ke depan. Hilirisasi memang penting, namun yang dipikirkan adalah pemanfaatannya harus dirasakan oleh semua masyarakat," katanya.

Menindaklanjuti bahwa manfaat dari hilirisasi perlu menyentuh semua masyarakat, lanjut dia, maka perlu digali aspek hilirisasi non mineral potensial lainnya, yang utamanya bermitra dengan berbagai aspek masyarakat seperti rumah tangga, petani, nelayan dan lainnya.

Ia mengatakan ke depan yang dapat dilakukan adalah hilirisasi pada perikanan karena kondisi perikanan tangkap di Indonesia sangat besar. Pada tahun 2021, data dari BPS menunjukkan bahwa produksi perikanan mencapai 24,48 juta ton untuk penyediaan konsumsi ikan 55,37 kg/kapita/tahun.

"Potensi itu memberikan peluang untuk dilakukan hilirisasi. Beberapa produk dari hilirisasi yang memungkinkan seperti obat-obatan, produk kecantikan dan produk lainnya," ucap dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unej itu.

Baca juga: Menperin terapkan kebijakan industrialisasi berbasis hilirisasi

Baca juga: Pengamat harap kebijakan hilirisasi tingkatkan nilai tambah produk

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023