Cirebon (ANTARA News) - Ratusan sopir angkutan barang di daerah Pantura Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak jenis solar bersubsidi hingga mengakibatkan terhambatnya kegiatan mereka.

Tarno, salah seorang sopir truk angkutan barang Jakarta-Cirebon di Cirebon, Jum`at mengatakan, perjalanannya dari Cirebon menuju Jakarta terhambat karena dirinya harus antre di SPBU menunggu bahan bakar minyak jenis solar bersubsidi.

Menurut dia, semestinya barang angkutan sudah tiba di Jakarta tapi kini terbangkalai karena kendaraannya kesulitan mendapatkan solar bersubsidi. Jika membeli solar non subsidi harganya cukup tinggi.

Ongkos angkut dari Cirebon menuju Jakarta rendah karena persaingan usaha ekpedisi cukup ketat, kata dia, jika harus membeli solar non subsidi biaya perjalanan membengkak tidak sebanding dengan uang saku dari pemilik truk tersebut.

Hasyim sopir truk lain mengaku hal yang sama, terpaksa barang angkutan tujuan Jakarta terbengkalai pengirimannya karena kendaraannya belum mendapatkan solar.

Sudah dua minggu ratusan sopir di Pantura mengeluh karena kesulitan mendapatkan solar bersubsidi, kata dia, untung barang tahan lama.

Sementara itu ratusan truk angkutan barang menumpuk di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sepanjang jalur utama Kabupaten Cirebon akibat kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar.

Menurut petugas SPBU di Cirebon Kirman, ketersediaan solar di Jalur Pantura Cirebon Utara mengalami kelangkaan di sejumlah SPBU akibat pasokan dari Pertamina berkurang. 

Pasokan solar dari Pertamina sebelumnya 16.000KL, kini menjadi 8000KL per hari. Sehingga kekurangan karena permintaan solar di jalur Pantura cukup tinggi. (*)

Pewarta: Enjang Solihin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013