Penelitian ini sebagai upaya konservasi dan edukasi ikan endemik, agar tidak mengalami kepunahan
Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Tbk bersama Leeds University England melakukan penelitian bersama ikan endemik Pulau Bangka dan Belitung guna melestarikan ikan khas di wilayah operasional perusahaan plat merah itu.

"Penelitian ini sebagai upaya konservasi dan edukasi ikan endemik, agar tidak mengalami kepunahan," kata Kabid Hubungan Masyarakat (Humas) PT Timah Tbk Anggi Siahaan di Pangkalpinang, Jumat.

Ia mengatakan penelitian tentang ikan endemik ini tidak hanya melibatkan tim dari Leeds University England, tetapi juga Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung The Tanggokers, Universitas Airlangga, dan Universitas Bangka Belitung. Mereka meneliti tentang keanekaragaman iktiofauna air tawar endemik Pulau Bangka dan Belitung.

"Sebelumnya PT Timah Tbk juga telah mendukung peningkatan sarana dan prasarana di Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung The Tanggokers untuk melakukan upaya konservasi dan edukasi tentang ikan endemik ini," katanya.

Baca juga: PT Timah - The Tanggokers lepas liarkan 10.000 ikan endemik Babel

Dr Josie South dari Leeds University England menyampaikan peran masyarakat sangat diperlukan agar ikan Endemik tidak punah. Menurutnya, harga ikan Endemik di luar tak ternilai.

"Saya sangat antusias mengikuti penelitian ini. Harga ikan endemik tidak dapat dinilai, apalagi bila sudah punah. Peran serta masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga ikan ikan tersebut dari kepunahan," katanya.

Dr Veryl Hasan dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga mengatakan ikan endemik di Bangka sudah terkenal di luar negeri dan diminati masyarakat.

"Sebenarnya ikan endemik di Bangka sudah terkenal di luar negeri. Selain bagus juga memiliki keunikan yang ada hanya di Bangka, yang membuat orang tertarik ke Bangka.
Salah contoh yang sedang naik daun, Ikan Wild Betta Burdigala (Tempalak Merah)," katanya.

Setelah COVID-19 mereda, lanjutnya, permintaan ikan hias Bangka semakin naik. Hal itu menyebabkan banyak orang dari luar negeri datang mencari ikan. "Yang jadi masalah mereka datang secara ilegal. Bila terus dilakukan itu namanya pencurian," katanya. 

Baca juga: KKP-FAO tebar benih puluhan ribu ikan endemik di Kampar Riau
Baca juga: KKP lepasliarkan 2.500 ikan endemik di perbatasan Kalimantan


 

Pewarta: Aprionis
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023