Gandhinagar, Gujarat (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di New Delhi terus berupaya untuk meningkatkan people-to-people contact (hubungan antarmasyarakat) Indonesia dan India.

"People-to-people contact antara Indonesia dan India masih kurang. Oleh karena itu, KBRI New Delhi mulai sejak tahun lalu, masa post-COVID, punya beberapa program untuk meningkatkan hal itu," kata Duta Besar RI untuk India Ina Krisnamurthi dalam wawancara dengan ANTARA di New Delhi pada Kamis.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah program "Sister Hospital", yakni program kerja sama untuk pertukaran dokter, bantuan teknis, dan alat kesehatan. Program tersebut bertujuan untuk menarik minat kedua pihak di sektor kesehatan.
Baca juga: Menkeu memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan India

Sementara untuk upaya dari sisi pendidikan, menurut Dubes Ina, KBRI New Delhi saat ini mendorong pembuatan nota kesepahaman (MoU) untuk kerja sama antaruniversitas Indonesia dan India.

"Saat ini sudah ada lebih dari 100 MoU di bidang pendidikan yang dibuat dalam waktu satu tahun. Kunjungan para dosen dan pihak universitas dari Indonesia ke India semakin banyak karena kita memang harus meningkatkan minat terhadap satu sama lain," ujar dia.

Ina menyebutkan bahwa sejauh ini minat dari masyarakat India ke Indonesia masih terbatas pada urusan pariwisata.

"Karena kalau minat dari pihak India ke Indonesia itu hanya dalam hal pariwisata, terutama Bali. Dan itu tidak bisa bersifat berkelanjutan karena hanya ada pada musim tertentu, tidak sepanjang tahun," ungkapnya.
Baca juga: Pertemuan TIWG G20 India perkuat kerja sama perdagangan dan investasi

Untuk itu, kata Ina, minat atau ketertarikan antara kedua pihak memang harus dibangun di semua sektor, bukan hanya di sektor pariwisata.

Dari sisi konektivitas, dia menyebut ada peningkatan hubungan antara Indonesia dan India, di mana pada tahun ini akan ada sejumlah rute penerbangan langsung antara kedua negara.

"Ada rute penerbangan langsung Chennai-Medan dengan penerbangan Batik lalu rute Mumbai-Jakarta dengan penerbangan Indigo," ungkapnya.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat, pada akhir Agustus atau September, akan ada penerbangan dari Vistara untuk rute New Delhi-Denpasar," lanjutnya.
Baca juga: Menlu bahas situasi kawasan dengan Australia dan India

Di bidang investasi, menurut Dubes Ina, sudah banyak investasi dari India yang masuk ke Indonesia, dan juga sebaliknya.

"Saat ini sudah ada 13 perusahaan Indonesia yang berinvestasi di India untuk mendekatkan kegiatan produksi ke pasarnya karena India merupakan pasar yang besar, dengan populasi 1,4 miliar jiwa," jelasnya.

Nilai perdagangan bilateral Indonesia-India pada periode Januari-April 2023 mencapai 8,89 miliar dolar AS (Rp136,21 triliun).

Sementara itu, total ekspor Indonesia ke India mencapai 6,21 miliar dolar AS (Rp95,11 triliun), serta total impor Indonesia dari India mencapai 2,68 miliar dolar AS (Rp41,04 triliun). Dengan demikian, neraca perdagangan surplus untuk Indonesia senilai 3,53 miliar dolar AS (Rp54,07 triliun).

Produk yang paling banyak diekspor Indonesia ke India adalah batu bara dan minyak sawit.

Baca juga: Luhut: RI susul China-India jadi kekuatan ekonomi baru 5 tahun lagi

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023