Jakarta (ANTARA News) - "Saya ingin memacu program yang menyangkut kepentingan masyarakat, karena 2007 merupakan tahun terakhir jabatan saya," kata Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dalam sebuah kesempatan. Ketika itu dia menyebut soal anggaran pembangunan pada 2007 yang akan dinaikkan menjadi Rp6 triliun dari sebelumnya yang Rp3 triliun. Yang dilontarkan Sutiyoso merupakan salah satu target dari sejumlah hal yang ingin dicapai pria kelahiran Semarang 6 Desember 1944 itu sebelum masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta selesai. Dalam sambutannya di depan sidang paripurna istimewa DPRD DKI menyambut ulang tahun ke-479 Jakarta keinginan untuk "menggeber" (demikian istilah Sutiyoso) penyelesaian sejumlah proyek prioritas itu kembali diungkapkannya. "Terdapat sejumlah `dedicated program` yang ingin saya tuntaskan sebelum 2007," katanya di depan anggota DPRD dan pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam sidang yang berlangsung, minggu lalu. Program prioritas yang dicanangkan Gubernur DKI ke-12 sejak masa kemerdekaan RI itu antara lain Pola Transportasi Makro (PTM), pembangunan Banjir Kanal Timur (BKT), penanganan sampah, pembangunan rumah susun massal, penataan kota dan pelestarian lingkungan, pendidikan, kesehatan dan program pemberdayaan masyarakat kelurahan (PPMK). Ucapan itu kembali diulanginya saat memberikan sambutan dalam acara malam resepsi HUT ke-479 DKI yang berlangsung di Silang Barat Monas Jakarta Pusat. Di hadapan ratusan undangan termasuk sejumlah duta besar negara sahabat, Bang Yos (panggilan akrab Sutiyoso) seakan menegaskan keinginannya itu sekaligus memperingatkan jajarannya untuk bersiap sprint dalam masa satu tahun terakhir jabatannya. "Semua proyek itu saya harapkan dapat selesai sebelum akhir 2007, kecuali proyek-proyek lainnya yang karena jenis dan sifatnya harus diselesaikan dengan mekanisme multi-years," katanya. Salah satu proyek unggulan yang sudah dapat diwujudkan adalah jalur bus TransJakarta yang akrab disebut dengan Busway. Angkutan massal cepat itu pertama dioperasikan pada 2005 untuk koridor I dengan relasi Blok M-Kota. Satu tahun kemudian, koridor II relasi Harmoni-Pulogadung dan koridor III relasi Harmoni-Kalideres beroperasi. Tak hanya berhenti sampai di situ, Sutiyoso berambisi untuk menuntaskan pembangunan koridor IV hingga koridor VII pada Desember 2006 sehingga Januari 2007 sudah dapat beroperasi. Pekerjaan yang memiliki anggaran Rp320 miliar itu akan melintasi Pulogadung-Dukuh Atas (koridor IV), Kampung Melayu-Ancol (koridor V), Ragunan-Kuningan (koridor VI) dan Kampung Rambutan-Kampung Melayu (Koridor VII). Panjang lintasan akan mencapai 51,45 km dengan 73 halte dan tiga halte khusus, yaitu menggantung di median jalan karena pertimbangan keterbatasan lahan. Meski demikian masih banyak program yang terkait Pola Transportasi Makro seperti Monorail dan Subway yang keberlanjutannya masih menjadi tanda tanya besar. Kenaikan APBD Hal lain yang tak kalah pentingnya yang menjadi target Gubernur DKI adalah peningkatan nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). "Pada masa awal jabatan saya 1997 hingga 2002 adalah masa survival, di mana pertumbuhan ekonomi minus 17,49 persen dan APBD DKI dari Rp3,11 triliun turun menjadi Rp1,7 triliun. Hanya cukup untuk gaji pegawai dan biaya administrasi," katanya di depan sidang paripurna khusus DPRD DKI. Ia menjelaskan dari Rp1,7 triliun APBD 1997/1998 kemudian berturut-turut meningkat menjadi Rp3,2 triliun pada 1998/1999, Rp4,1 triliun pada 1999/2000, Rp8,4 triliun pada 2000/2001 dan Rp9,6 triliun pada 2001/2002. Sementara pada periode kedua masa jabatannya yaitu 2002-2007 disebutnya sebagai periode "pembangunan" dengan mencanangkan sejumlah program pembangunan sarana transportasi dan lain-lainnya. "Pada periode kedua, tahun 2005 APBD telah mencapai Rp14,3 triliun dan 2006 ada pada Rp17,9 triliun. Pada 2007 diharapkan menembus Rp20 triliun," kata Sutiyoso. Meski sejumlah pihak menyatakan keberhasilan pembangunan tidak dapat diukur dengan kenaikan nilai anggaran APBD semata, namun Gubernur yang mengalami pemerintahan lima presiden itu tetap menilai peningkatan itu adalah hal yang wajar bagi perbaikan Jakarta. "Kami sangat sadar bahwa setiap usaha transformasi akan menuai reaksi. Tidak hanya sekali, berulang kali kami menerima protes dan keluhan, namun saya tegaskan itu semua saya lakukan demi kebaikan masyarakat luas," katanya.(*)

Oleh Oleh Panca Hari Prabowo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006