Hanover (ANTARA News) - Perancis terkenang kembali dengan masa kejayaan mereka beberapa tahun lalu setelah menjalani malam fantastis ketika mereka mengalahkan Spanyol 3-1 untuk maju ke putaran delapan besar Piala Dunia, Selasa malam (Rabu dinihari). Gol yang diciptakan Frank Ribery serta pemain handal Patrick Vieira dan Zinedine Zidane, membuat tim Perancis menuai kemenangan komprehensif, setelah sebelumnya kecolongan pada menit ke-28 lewat tendangan penalti David Villa. Pada akhir pertandingan memasuki menit ke-90, pendukung Perancis sudah merayakan kemenangan mereka, layaknya seperti 22 tahun lalu ketika mereka menang untuk pertama kalinya di Kejuaraan Eropa, seperti enam tahun lalu ketika mereka memenangi piala sama untuk kedua kalinya dan seperti delapan tahun lalu ketika mereka memenangi Piala Dunia. Perancis dalam pertandingan itu memperagakan permainan terbaik mereka sejak 2000 serta kaitannya dengan masa lalu sepakbola mereka serta harapan di masa mendatang. Pada 27 Juni 1984 Perancis untuk pertama kalinya memenangi turnamen besar ketika mengalahkan Spanyol 2-0 ketika dianugerahi makhkota juara Eropa. Dengan tidak pernah kalah atas Spanyol, kelihatannya Spanyol sudah akan memiliki kesempatan untuk membalas dendam mereka ketika maju ke putaran kedua turnamen Piala Dunia. Namun Perancis, yang kalah dalam Piala Dunia 2002 dan mengawali turnamen Piala Dunia kali ini dengan bermain seri lawan Swiss dan Korea Selatan, mempertahankan rasa percaya diri mereka dengan mengadakan perbaikan secara kolektif. Mereka menciptakan permainan hebat untuk menyamakan kedudukan melalui Ribery yang mampu menembus barisan pertahanan lawan pada menit ke-44,--dan bermain amat lihai pada babak kedua. Permainan kedua tim mirip dengan permainan di meja poker antara pelatih Luis Araagones dari Spanyol dan Raymond Domenech dari Perancis. Aragones menunjukkan kartunya perama kali -- menurunkan tiga pemain cadangannya sebelum Domenech menurunkan satu. Ia mengeluarkan Raul yang merayakan hutnya yang ke-29 serta Villa dan Xavi. Dengan masuknya Luis Garcia, Marcos Senna dan Joaquin membuat Spanyol menjadi cepat tetapi Perancis yang lama menunggu serangan, barisan bertahannya tidak ubahnya seperti pintu keras penjara bawah tanah di abad pertengahan. Ribery sebaliknya menyebabkan masalah bari Spanyol, karena cepatnya lari serta lincahnya gerakan mengocek bolanya, namun Thierry Henry lah yang bertindak sebagi katalisator bagi tim Perancis. Dengan aksinya yang teateral jatuh ke tanah setelah ditebas Carles Puyol, Henry mendapat hadiah tendangan bebas tujuh menit menjelang akhir pertandingan. Zidane menyapu bola umpan itu dan Vieira menambah untuk kemenangan Perancis 2-1. Selanjutnya, Zidane sendiri yang membangun serangan untuk menambah gol, ketika ia melewati Puyol serta rekannya di Real Madrid, Iker Casillas, membuat angka menjadi 3-1. Perancis selanjutnya bertemu dengan Brazil di perempat final dan pertandingan nanti mungkin saja merupakan rangkaian pertandingan ketika Perancis mengalahkan Brazil untuk memenangi Piala Dunia delapan tahun lalu, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006