Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Institut Leimena (IL) Matius Ho mengatakan bahwa dalam upaya memerangi intoleransi, stereotif, dan diskriminasi berdasarkan agama atau kepercayaan tidak hanya fokus pada melawan tindakannya tetapi juga pola pikirnya.

"Melawan tindakan saja sudah sulit, apalagi melawan pola pikir," ujar Matius Ho dalam Webinar Internasional Seri Literasi Keagamaan Lintas Budaya yang diikuti dari Jakarta, Selasa.

Dalam webinar yang diikuti sekitar 2.100 orang dari 20 negara tersebut, Matius menekankan pentingnya melawan pola pikir pelaku intoleransi lewat narasi-narasi positif.

Baca juga: Menko PMK: Hari Melawan Ujaran Kebencian momentum lawan intoleransi

Menurut dia, ketika alam pikiran seseorang dikuasai ketakutan atau kebencian terhadap orang lain karena informasi atau ajaran yang salah, sebetulnya yang direndahkan martabatnya bukan hanya orang lain tersebut, tetapi juga dirinya sendiri.

Pola pikir tersebut, kata Matius, justru akan menghambat pertumbuhannya sebagai seorang manusia yang sesuai martabatnya.

"Sebetulnya yang menjadi tantangan besar kita yaitu bagaimana melawan upaya-upaya menguasai alam pikiran manusia dengan berbagai manipulasi informasi dan ajaran untuk merendahkan manusia yang lain," katanya.

Baca juga: Anggota Wantimpres ingatkan bahaya intoleransi jelang Pemilu 2024

Untuk melawan intoleransi dan diskriminasi tersebut, IL juga menggelar pelatihan bagi para guru dan pendidik dalam upaya mengembangkan kompetensi dan keterampilan. Pelatihan itu untuk membangun relasi dan kerja sama dengan yang berbeda agama dan kepercayaan.

"Sehingga secara bersama-sama dapat ikut menghadapi potensi berkembangnya pola pikir dan sikap ketakutan atau bermusuhan hanya karena berbeda agama dan kepercayaan dalam masyarakat yang majemuk ini," katanya.

Kendati demikian, memerangi intoleransi dan diskriminasi perlu upaya bersama, bahkan perlu kerja sama mulai dari tingkat lokal, nasional, regional, hingga internasional, sesuai dengan imbauan dari Resolusi 16/18 Dewan HAM PBB.

Baca juga: BNPT sebar pesan-pesan damai cegah intoleransi dan radikalisme

"Isi resolusi ini sebetulnya amat baik, tetapi sayangnya mungkin masih kurang diketahui publik secara luas," kata dia.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023