Tokyo (ANTARA) - Harga minyak melemah di awal perdagangan Asia pada Rabu, terbebani oleh kekhawatiran suku bunga AS bisa tetap lebih tinggi lebih lama dan pertumbuhan ekonomi dapat melambat lebih lanjut di importir minyak mentah utama China yang mengakibatkan permintaan bahan bakar lesu.

Minyak mentah berjangka Brent merosot 17 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 83,86 dolar AS per barel pada pukul 00.31 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS berada di 79,56 dolar AS per barel, turun 8 sen atau 0,1 persen.

Kedua harga acuan kehilangan sekitar 0,5 persen pada Selasa (22/8/2023).

Pasar sedang menunggu petunjuk tentang prospek suku bunga dari pembuat kebijakan ketika pejabat Federal Reserve dan pembuat kebijakan dari Bank Sentral Eropa, Bank Inggris dan Bank Sentral Jepang menuju ke Jackson Hole, Wyoming, untuk konferensi bank-bank sentral tahunan mereka akhir pekan ini.

"Investor enggan mengambil posisi besar menjelang Simposium Jackson Hole akhir pekan ini karena mereka ingin menemukan petunjuk untuk langkah selanjutnya oleh Federal Reserve AS," kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, unit Nissan Securities.

"Kekhawatiran atas suku bunga yang lebih tinggi dan permintaan yang lesu di China diperkirakan akan lebih besar daripada pengetatan pasokan dari OPEC+ dalam jangka pendek," katanya.

China, ekonomi terbesar kedua di dunia, dianggap penting untuk menopang permintaan minyak selama sisa tahun ini. Pertumbuhannya yang lemah telah membuat pasar frustrasi karena stimulus yang dijanjikan telah jauh dari harapan, termasuk pemotongan yang lebih kecil dari perkiraan dalam suku bunga acuan pinjaman utama pada Senin (21/8/2023).

Di sisi penawaran, Arab Saudi telah secara sukarela memangkas produksi sebesar 1 juta barel per hari lagi dari Juli hingga September, dan Rusia berencana untuk mengurangi ekspor pada Agustus sebesar 500.000 barel per hari, bagian dari kesepakatan di antara anggota Organisasi. Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, pengelompokan yang dikenal sebagai OPEC+, untuk mengekang pasokan dan mendukung harga.

Sementara itu, stok minyak mentah terus turun di AS, jatuh sekitar 2,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 18 Agustus, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (22/8/2023).

Penurunan tersebut sedikit lebih kecil dibandingkan penurunan 2,9 juta barel yang diperkirakan para analis dalam jajak pendapat Reuters. Laporan mingguan dari Badan Informasi Energi, bagian statistik dari Departemen Energi AS, akan dirilis pada Rabu pukul 14.30 GMT.


Baca juga: Harga minyak turun tertekan kekhawatiran terhadap permintaan China
Baca juga: Minyak turun karena pasokan ketat berkurang dan ekonomi China lesu

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023