Pengembangan teknologi memang jadi kunci karena dengan pengembangan teknologi nanti keekonomian akan semakin baik.....
New Delhi, India (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) menekankan bahwa pengembangan teknologi menjadi kunci dalam mendukung transisi energi di Indonesia.

"Pengembangan teknologi memang jadi kunci karena dengan pengembangan teknologi nanti keekonomian akan semakin baik. Di Pertamina Group, kami ada contoh, ada delapan inisiatif yang bisa kita lihat di tiga blok," ucap Senior Vice President of Research Technology and Innovation Pertamina Oki Muraza.

 Ia memberikan keterangan pers seusai menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk Ensuring Renewable Energy Transition pada 18th Sustainability Summit yang merupakan rangkaian dari kegiatan B20 Summit 2023 di New Delhi, India, Selasa (22/8).

Baca juga: Indonesia tawarkan solusi gaet investasi transisi energi di ASEAN

Blok pertama terkait upaya Pertamina dalam menghasilkan listrik hijau yang berasal dari panas bumi atau geothermal.

"Listrik yang hijau itu dari geothermal. (kapasitas) geothermal saat ini Pertamina punya 672 megawatt (MW) dengan partner itu kami ada sekitar 1,2 gigawatt (GW). Dari listrik hijau ini apa yang bisa kami buat? kami bisa membuat green hydrogen, ini juga sesuatu yang menjadi sangat menarik untuk pasar ekspor," kata Oki.

Selanjutnya blok kedua, kata dia, berkaitan dengan variable renewable energy. "Energi-energi yang berubah dengan waktu, contohnya solar PV, jadi siang ada irridiation, sore sudah mulai menghilang," ujarnya.

Menurut Oki, variable renewable energy tersebut perlu diintegrasikan dengan grid atau jaringan listrik yang saat ini dimiliki Pertamina dan juga perlu diintegrasikan dengan energy storage.

"Energy storage ini yang kita kenal dengan baterai dan baterai ini yang juga akan menjadi salah satu tumpuan di-electrification," ucap Oki.

Masih soal blok kedua, ia menyampaikan Pertamina juga berinisiatif menerapkan carbon capture utilization and storage (CCUS).

 Menurutnya, teknologi CCUS dapat menurunkan emisi dan juga untuk mengejar peningkatan produksi hidrokarbon.

"Dengan CCUS ini emisi bisa berkurang dan peningkatan produksi hidrokarbon juga bisa dikejar dan kemudian dengan CCUS ini, kami bisa memproduksi low carbon hydrogen yang kami sebut sebagai blue hydrogen, itu blok yang kedua," kata Oki.

Baca juga: Pertamina beberkan strategi hadapi trilema energi

Untuk blok terakhir, Pertamina juga berkomitmen untuk mengembangkan biomassa yang nantinya juga dapat dijadikan sebagai vegetable oil.

"Vegetable oil-nya kami jadikan green diesel kemudian ada juga yang berbentuk bioethanol yang kami akan campur dengan bensin dan seterusnya. Bagaimana kami meramunya menjadi BBM yang lebih rendah kadar emisinya, jadi menggunakan current infrastructure dengan emisi yang lebih rendah," kata Oki.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023