Tiga orang lainnya masih dalam perjalanan dari Surabaya dengan membawa sejumlah peralatan teknis lainnya,"
Kuta (ANTARA News) - Pemindahan bangkai pesawat Lion Air dari perairan Pantai Segara ke Pantai Kelan, Kuta, Bali, melibatkan 12 personel TNI Angkatan Laut.

Sebanyak sembilan personel Dinas Penyelaman Bawah Air (Dislambair) Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) dari Surabaya sudah mulai bekerja memotong pesawat jenis Boeing 737-800NG itu menjadi beberapa bagian di Pantai Segara, Selasa.

"Tiga orang lainnya masih dalam perjalanan dari Surabaya dengan membawa sejumlah peralatan teknis lainnya," kata Kapten Asih Hamzah selaku Ketua Tim Pemotong Bangkai Pesawat Lion Air.

Menurut dia, 12 personel Dislambair itu menggunakan "Surface Cutting" untuk memotong bagian atas pesawat yang jatuh di Pantai Segara akibat gagal mendarat di Bandara Ngurah Rai, Sabtu (13/4) lalu, sedangkan "Underwater Cutting" untuk memotong bagian bawah pesawat yang berada di dalam air.

Selain itu mereka juga membawa "Hidrolic Cutting" untuk mengangkat badan pesawat berikut empat kantung udara berdiameter 25 meter untuk mengapungkan badan pesawat yang terbelah dua itu.

"Satu `air bag` itu mampu mengapungkan 10-12 ton berat beban," kata Hamzah saat ditemui di Markas Operasi Pangkalan TNI Angkatan Udara Ngurah Rai, Kuta, itu.

Pihaknya menargetkan dalam waktu tiga hingga empat hari ke depan pesawat yang tadinya mengangut 101 penumpang dari Bandung tujuan Denpasar itu bisa dipotong dan dipindahkan ke Pantai Kelan yang terletak persis di samping kiri landasan pacu 09 Bandara Ngurah Rai.

Meski terlatih dalam memotong besi dan baja kapal laut yang karam, personel Dislambair belum pernah memotong bangkai pesawat. "Tapi kami berharap mereka mampu mengerjakan tugas ini," katanya.

Proses pemindahan bangkai pesawat Lion Air bukan pekerjaan mudah karena petugas harus menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu dan padatnya arus penerbangan melalui Bandara Ngurah Rai.

"Kalau kondisi air pasang, memang bisa membantu. Akan tetapi kalau gelombang laut, seringkali menjadi penghambat. Belum lagi aktivitas penerbangan yang hampir setiap saat," kata Hamzah.

Pewarta: Dewa Sudiarta Wiguna
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013