Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri  Yayan G.H. Mulyana berpendapat sudah waktunya Asia Tenggara dan China merenungkan upaya kolektif yang dapat dilakukan untuk menghadapi tantangan bersama di Laut China Selatan.

“Saya pikir inilah saat yang tepat bagi kita untuk merenungkan upaya kolektif yang dapat kita lakukan dan jumlah yang dapat kita berikan agar lebih berdampak sambil mempertahankan integritas dan relevansi dalam menghadapi tantangan bersama,” kata Yayan dalam acara pembukaan Lokakarya Pengelolaan Potensi Konflik di Laut China Selatan ke-32 yang dipantau secara daring dari Jakarta, Kamis.

Lokakarya tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia bekerja sama dengan Badan Informasi Geospasial dan Pusat Studi Asia Tenggara.

Peserta yang diundang dalam lokakarya tersebut adalah berasal dari Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam, China, dan Chinese Taipei.
Baca juga: Filipina kembali kerahkan pasukan di LCS setelah insiden dengan China

Yayan mengatakan bahwa negara Asia Tenggara dan China harus memperkuat kolaborasi dengan tujuan mengatasi tantangan bersama.

"Kita harus memperkuat kolaborasi dan kerja sama dengan tujuan untuk mengatasi tantangan kita bersama,” kata Yayan.

Pada kesempatan tersebut, Yayan juga mengatakan bahwa terumbu karang di tenggara Laut China Selatan mengalami kehancuran akibat penangkapan ikan berlebihan, bencana alam, pemutihan terumbu karang, dan perubahan iklim.
Baca juga: Media sebut China bangun landasan pacu di pulau Laut China Selatan

“Kita perlu mengatasi tantangan ini (kehancuran terumbu karang). Kita harus bekerja sama memaksimalkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi,” kata Yayan.

Yayan juga menyampaikan bahwa Asia Tenggara dan China juga harus membina kebiasaan untuk melakukan komunikasi, dialog, dan kolaborasi antar negara untuk membuka jalan bagi generasi masa depan.

“Dengan pesatnya perubahan lanskap sosial dan politik, cara terbaik untuk mencegah potensi konflik adalah dengan dialog dan komunikasi yang konstan dan berkesinambungan sehingga kita mampu menciptakan solusi bersama yang paling baik,” ujar Yayan.

 

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023