Istanbul (ANTARA) - Perdana Menteri Thailand yang baru terpilih Srettha Thavisin pada Rabu mendapatkan dukungan kerajaan dan bersiap membentuk pemerintahan koalisi baru.

Thavisin menerima surat dukungan resmi untuk diangkat sebagai perdana menteri dari Raja Maha Vajiralongkorn, di kantor pusat partai Pheu Thain, dimana ia memberikan penghormatan kepada foto sang raja, lapor situs berita Khaosod.

Pekerjaan selanjutnya adalah membentuk Kabinet baru, menarik anggota dari mitra koalisi partai Pheu Thai.

Ada sebelas partai politik koalisi yang pimpinan Pheu Thai, dimana Thavisin menjadi anggotanya. Namun, koalisi tersebut tidak menyertakan Partai Move Forward (MFP), yang memenangkan jumlah kursi parlemen terbanyak dalam pemilihan umum Mei lalu.

Thavisin diusulkan oleh pemimpin partai Pheu Thai Chonlanan Srikaew pada Selasa sebagai calon perdana menteri kelompok koalisi itu. Dia memenangkan 482 suara, dengan mudah memenuhi 376 suara yang dibutuhkan untuk menang.

Aliansi baru ini diperkirakan menghadapi sejumlah tantangan berbeda dalam agenda Thailand termasuk inflasi.

Thavisin yang merupakan lulusan Universitas Massachusetts dan Sekolah Pascasarjana Claremont di Amerika Serikat dengan mempelajari ekonomi dan keuangan, memulai karirnya dengan bekerja di bidang perumahan pada 1990.

Sementara itu, Mahkamah Konstitusi Thailand pada Rabu memberikan tambahan waktu 30 hari kepada pemimpin MFP Pita Limjaroenrat untuk menanggapi tuduhan kepemilikan sahamnya di sebuah perusahaan media.

Limjaroenrat menjadi calon perdana menteri favorit pada pemungutan suara putaran pertama di parlemen bulan lalu namun gagal memenangi dukungan senator yang ditunjuk junta, yang mendukung Thavisin pada pemungutan suara pada Selasa.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Thailand akhirnya punya perdana menteri baru, Srettha Thavisin
Baca juga: Kebuntuan berakhir, tapi akan muluskah pemerintahan baru Thailand?
Baca juga: Srettha Thavisin terpilih jadi PM baru Thailand

 

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023