Para perbekel harus menjadi manajer yang baik desanya masing-masing dalam mengelola potensi yang dimiliki untuk mensejahterakan masyarakat
Semarapura (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Made Mangku Pastika menginginkan para perbekel (kepala desa) di Kabupaten Klungkung, Bali, dapat lebih serius dalam menangani persoalan stunting sehingga angka kasusnya bisa ditekan serendah mungkin.

"Malu kalau kita dikenal sebagai Pulau Dewata masih banyak kasus stunting," kata Pastika saat menjadi narasumber dalam Workshop Evaluasi Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Desa di Semarapura, Kabupaten Klungkung, Kamis.

Pihaknya mengapresiasi prevalensi stunting di Kabupaten Klungkung sudah berhasil diturunkan dari yang sebelumnya 19 persen menjadi 7 persen.

Namun, mantan Gubernur Bali dua periode itu tetap berharap angka atau prevalensi stunting bisa ditekan hingga 1-2 persen.

"Seharusnya dapat diberikan kebebasan kepada kepala desa untuk mengelola dana desa dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat. Asal jangan sampai dikorupsi," ucapnya.

Baca juga: Dexa Medica bersama BKKBN beri edukasi bidan untuk cegah stunting

Demikian pula berbagai program pembangunan desa yang dirancang dalam APBDes supaya benar-benar "nyambung" dengan kebutuhan masyarakat.

"Jangan sampai terkait program penurunan stunting itu, malah sama sekali tidak ada anggaran untuk pembelian susu balita. Sangat disayangkan kalau anggaran penurunan stunting mayoritas digunakan untuk rapat-rapat dan kunjungan kerja," ujarnya.

Ia juga menceritakan saat menjabat gubernur, maka ketika bicara kemiskinan di Provinsi Bali identik dengan tiga daerah yaitu Kabupaten Karangasem, Kabupaten Buleleng dan daerah Nusa Penida di Kabupaten Klungkung.

"Orientasi program pembangunan saat itu 100 persen untuk orang miskin sehingga saya sering disebut sebagai gubernurnya orang miskin," katanya.

Khususnya di Nusa Penida, untuk mengurai kemiskinan di antaranya dilakukan dengan mengalokasikan anggaran Pemprov Bali untuk membantu mengoperasikan mesin pompa dan genset guna menaikkan air dari sumber air Guyangan sehingga masyarakat di sana tidak lagi kesulitan air bersih.

Baca juga: Kepala BKKBN: Generasi stunting berisiko dapat penghasilan rendah 

Selain itu, disasar program Gerbangsadu Mandara hingga beberapa kali dikirimkan bantuan beras di saat Nusa Penida yang berada di tenggara Pulau Bali mengalami kondisi kekeringan parah dan sejumlah program lainnya.

Untuk mewujudkan Pelabuhan Segi Tiga Emas (Sanur, Nusa Penida, Nusa Ceningan) sebagai upaya membangkitkan ekonomi masyarakat, saat itu Pastika menggagas rapat bersama 17 kementerian di atas kapal pesiar menuju Nusa Penida.

Sementara itu Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan berbagai strategi telah dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting sehingga berhasil turun dari 19 persen menjadi kini di angka 7 persen.

"Para perbekel harus menjadi manajer yang baik desanya masing-masing dalam mengelola potensi yang dimiliki untuk mensejahterakan masyarakat," ucapnya.

Pihaknya menargetkan dalam 3-4 tahun ke depan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Klungkung bisa menjadi Rp1 triliun dari perolehan saat ini Rp300 miliar lebih. Dengan PAD meningkat, maka semakin banyak program pro rakyat yang bisa dirancang.

"Namun untuk mencapai target PAD tersebut, kami membutuhkan dukungan pembiayaan infrastruktur sekitar Rp2 triliun untuk mewujudkan one gate destination di Nusa Penida," katanya.

Sementara itu Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bali Muhammad Masykur menekankan kepada para perbekel/kepala desa di Kabupaten Klungkung agar lebih cermat menyusun anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) sehingga dapat memberikan nilai tambah untuk kesejahteraan masyarakat desa.

Baca juga: Hasto Wardoyo: Atur jarak kelahiran kunci tekan stunting 
Anggota DPD RI Made Mangku Pastika saat menerima kenang-kenangan dari Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bali Muhammad Masykur di Semarapura, Kabupaten Klungkung, Kamis (24/8/2023). ANTARA/Ni Luh Rhismawati.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023