Los Angeles (ANTARA) - Aktor legendaris "Star Trek" William Shatner kini menghabiskan waktunya menjelajahi batas baru semesta dengan kecerdasan buatan (AI).

Aktor yang terkenal karena memerankan Kapten Kirk dalam "Star Trek" ini berbicara dengan ProtoBot yang merupakan perangkat yang menggabungkan visual holografik dengan AI percakapan. Dia berusaha mengupas persoalan filosofis dan etis teknologi tersebut.

"Saya mengajukan sejumlah pertanyaan kepada ProtoBot yang biasanya tak bisa dijawab oleh komputer," kata Shatner kepada Reuters.

"Komputer menjawab dua tambah dua, tapi apakah ProtoBot tahu apa itu cinta? Bisakah ProtoBot memahami perasaan? Bisakah teknologi itu memahami emosi? Bisakah teknologi itu memahami rasa takut?"

Perangkat ProtoBot dikembangkan oleh penyedia teknologi hologram, Proto Inc, bersama pengembang AI percakapan, CodeBaby.

Perangkat itu bakal dirilis 8 September dan digratiskan untuk pemilik unit hologram Proto M atau Proto Epic.

Unit Proto M yang kecil dihargai sekitar 6.500 dolar AS, sedangkan Proto Epic ukuran aslinya dijual pada harga 65.000 dolar AS.

Dalam 18 bulan ke depan Proto berniat merilis model yang lebih murah kepada pelanggan.

Shatner adalah penasihat berbayar untuk Proto.

Raffi Kryszek, kepala arsitek AI dan dan ketua inovasi Proto Hologram, mengungkapkan perangkat tersebut dirancang untuk mempelajari percakapan namun hanya bisa menghasilkan sesuatu ketika diminta melakukannya.

"Jangan sampai memikirkan hal itu sendirian,” kata dia.

Para pembuat undang-undang di seluruh dunia berlomba memberikan perlindungan dari penggunaan AI seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi tersebut.

Proto berharap perangkatnya digunakan para pendidik, ilmuwan, dan dunia usaha guna menelurkan ide-ide baru, atau untuk diagnosis medis, saran, atau sekadar untuk pertemanan.

"Kita sedang berada di persimpangan jalan di mana-mana," kata Shatner. "Kita yang kehabisan energi atau kita yang melampaui semua ekspektasi dan ini adalah bagian dari persimpangan jalan itu."

"Ini akan membantu kita dalam memutuskan cara untuk terus melangkah atau akan mengalahkan kita. Kita berada pada masa yang sangat menarik dalam sejarah."

Sumber: Reuters
Baca juga: Gedung Putih: Tujuh perusahaan teknologi janji tandai konten buatan AI
Baca juga: UNIDO dan Huawei Luncurkan Global Alliance on Artificial Intelligence for Industry and Manufacturing
Baca juga: ILO: AI kemungkinan tak akan hancurkan sebagian besar pekerjaan

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023