Jakarta (ANTARA) - Menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara ASEAN menyepakati penyelarasan pembiayaan infrastruktur dengan taksonomi untuk keuangan yang berkelanjutan.

“Menteri keuangan ASEAN dan gubernur bank sentral membahas bagaimana ASEAN dapat meningkatkan pembiayaan infrastruktur melalui reposisi dana infrastruktur menjadi ASEAN Green Fund. Tujuannya adalah untuk mempromosikan infrastruktur berkelanjutan di ASEAN,” kata Menteri Keuangan RI Sri Mulyani saat konferensi pers Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (AFMGM) di Jakarta, Jumat.

Para menkeu dan gubernur bank sentral ASEAN juga sepakat untuk melakukan kajian lebih lanjut mengenai kontribusi dan optimalisasi rekapitalisasi infrastruktur ASEAN.

Pertemuan AFMGM menyoroti pentingnya pembiayaan transisi atau transition financing untuk mendukung pencapaian ekonomi rendah karbon di ASEAN.

“Kita semua menyadari sepenuhnya bahwa perubahan iklim adalah ancaman nyata dan kita perlu menyikapinya. Oleh karena itu, transition financing menjadi salah satu isu yang penting,” ujar Sri Mulyani.

Lebih lanjut, Bendahara Negara menjelaskan pertemuan juga membahas taksonomi ASEAN yang merupakan instrumen penting untuk menarik investasi yang mendukung transisi di kawasan.

Oleh sebab itu, para menkeu dan gubernur bank sentral ASEAN menggarisbawahi pentingnya kesesuaian taksonomi ASEAN dengan taksonomi internasional lainnya. Hal itu bertujuan untuk memperoleh wawasan yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada.

Pertemuan juga membahas isu pembiayaan risiko bencana yang berfokus pada upaya pelaksanaan pertukaran informasi, mempercepat penyelesaian dan penerapan standar prosedur dan pedoman yang telah disepakati serta meningkatkan kapasitas kita dalam menghadapi ancaman dan permasalahan terkini.

Selain itu, pertemuan juga menyoroti ASEAN Economic Community Blueprint 2025, yakni dengan melakukan evaluasi kemajuan, tantangan, dan pencapaian.

“Kami bertukar ide untuk mempercepat dan meningkatkan implementasi blueprint ini. Kami ingin blueprint ini kuat dan tetap relevan dengan perkembangan dan dinamika global saat ini,” jelas Menkeu.

Baca juga: Menkeu: Sinergi ASEAN penting guna perkuat kawasan dari tekanan global

Baca juga: Menkeu ASEAN ungkap kunci penting pembangunan infrastruktur


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023