Denpasar (ANTARA News) - Penjagaan sejumlah kantor konsulat asing di Kota Denpasar diperketat untuk mengantisipasi aksi terorisme seperti yang terjadi di Boston, Amerika Serikat, Senin (15/4).

Penjagaan sejumlah kantor konsulat asing itu melibatkan pihak kepolisian.

"Pengamanan kantor konsulat kami laksanakan sesuai prosedur," kata Wakil Kepala Polda Bali Komisaris Besar Dewa Anom saat ditemui di Sanur, Denpasar, Kamis.

Namun dia tidak menyebutkan tingkat eskalasi yang dilakukan untuk mengamankan sejumlah kantor konsulat di Pulau Dewata termasuk berapa jumlah personel yang dikerahkan.

"Meningkat atau tidak, itu tidak mesti kami tunjukkan. Kalau disebutkan jumlahnya, jangan sampai nanti bisa mudah diawasi oleh orang yang tak bertanggungjawab," ujar perwira yang baru dilantik menjadi Wakapolda Bali itu.

Dia mengungkapkan bahwa aksi-aksi teroris akan terus menjadi atensi pihak kepolisian dengan meningkatkan kegiatan preventif dan preentif untuk menjaga keamanan Pulau Dewata.

"Teroris itu tidak mencari berapa jumlah korban, tetapi mereka ingin menunjukkan keberadaannya dan mencuri perhatian dunia," tegasnya.

Berdasarkan pantauan di Konsulat Amerika Serikat di kawasan Renon, Denpasar, pengamanan memang tidak begitu mencolok. Namun beberapa personel Polda Bali tetap disiagakan di pos dekat kantor agensi itu.

Sejumlah kantor konsulat dan perwakilan negara sahabat mayoritas terletak di kawasan Renon hingga Sanur. Kantor tersebut di antaranya Amerika Serikat, Australia, Jepang, India, Thailand, Prancis, dan Meksiko.

Dewa Anom menegaskan bahwa tak hanya sejumlah kantor perwakilan asing yang dijaga namun polisi akan mengamankan seluruh kepentingan nasional termasuk semua warga negara.

Tak hanya itu sejumlah kawasan wisata di Pulau Dewata juga tak terlepas dari pengamatan aparat kepolisian, karena banyak dikunjungi turis mancanegara.

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013