Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengingatkan dunia penyiaran Indonesia agar tidak sekedar mengutamakan rating dalam program-program tayangannya, tetapi juga dampaknya bagi masyarakat.

"Saya harap dunia penyiaran tidak menjadikan rating sebagai berhala baru," kata Tifatul dalam acara Indonesia Broadcasting Expo (IBX) 2013 di Jakarta Kamis.

Menurut dia, kalau pemangku kepentingan penyiaran terlalu mengutamakan rating akhirnya kualitas program siaran itu menjadi turun karena terlalu berorientasi bisnis.

Dia mengatakan, dunia penyiaran harus memperhatikan agar tayangan-tayangan yang disuguhkan kepada masyarakat bersifat mendidik, rasional, dan membangkitkan semangat untuk memajukan bangsa.

Dalam pembukaan UUD 1945, kata dia, terkandung tugas bagi dunia penyiaran, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, televisi dan radio harus dapat menyajikan siaran yang mendidik dan rasional.

Pada kesempatan itu, Tifatul menegaskan kembali slogan yang dipegang oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk insan dunia penyiaran, yaitu "Komunikasi Lancar Informasi Benar".

"Dalam hal ini, komunikasi perlu dilancarkan, baik melalui alat komunikasi maupun alat penyiaran. Tidak hanya lancar, tetapi informasi yang disampaikan juga harus benar," ujarnya.

"Itu berarti informasi yang disampaikan dalam siaran memang benar-benar bermanfaat dan diperlukan oleh masyarakat. Jangan lagi membahas persoalan yang tidak penting, seperti kasus Eyang Subur, apa tidak ada yang lebih penting lagi dari kasus itu?," kata Tifatul.

Menkominfo juga menyarankan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk memperketat pengawasan terhadap isi-isi siaran televisi dan melakukan audit terhadap rating siaran televisi.

Dia menyampaikan bahwa Kemenkominfo akan bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi dalam mengadakan survei untuk mencari tahu tanggapan masyarakat terhadap program-program yang disajikan masing-masing stasiun televisi.

"Jadi, perlu diperiksa betul atau tidaknya rating dari suatu siaran televisi itu karena kita tidak boleh percaya begitu saja," katanya.

Pada pembukaan acara IBX 2013, Tifatul Sembiring meresmikan peluncuran Gerakan Masyarakat Sadar Media (GEMASADA) yang bertujuan mengajak masyarakat bersikap lebih kritis dalam menilai siaran-siaran televisi dan radio.

"Gerakan ini mengajak seluruh masyarakat agar dapat menyikapi perkembangan media serta memanfaatkannya secara baik dan benar," kata Tifatul.

Dia berharap GEMASADA dapat mengawal media agar senantiasa menjalankan fungsi informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, serta kontrol sosial dan menjadi mitra masyarakat menuju Indonesia yang dicita-citakan bersama.

Para pemangku kepentingan yang terlibat dalam penyelenggaran IBX 2013 yakni Kementerian Komunikasi dan Informatika(Kemenkominfo), Badan Layanan Umum Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI), Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), Televisi Republik Indonesia (TVRI), Radio Republik Indonesia (RRI).

Selanjutnya Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), Asosiasi Televisi Jaringan Indonesia (ATVJI), Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI).

Kemudian, Aliansi Wartawan Radio Indonesia (ALWARI), Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Persatuan Perusahaan periklanan Indonesia (PPPI) dan Asosiasi Perusahaan Pengiklan Indonesia (APPINA).

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013