Kami sudah sangat siap menuju pentas dunia. Melalui program yang disebut dengan International Expansion (InEx), Telkom akan bergerak dengan lebih sistematis,"
Jakarta (ANTARA News) - Operator PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) terus mengembangkan bisnis di luar negeri untuk menjadi perusahaan berkelas dunia dengan menyiapkan dua strategi, yaitu "business follows the people", dan "business follows the money".

"Kami sudah sangat siap menuju pentas dunia. Melalui program yang disebut dengan International Expansion (InEx), Telkom akan bergerak dengan lebih sistematis," kata Direktur Utama Arief Yahya, di Jakarta, Kamis.

Menurut Arief, strategi "business follows the people" berhasil diterapkan Telkom di Hong Kong, yang terbukti dengan layanan kartu AS "2 in 1" hanya dalam waktu dua bulan, sudah menggaet 24.000 pelanggan.

"Ini sangat cepat untuk produk yang relatif baru. Target sampai dengan akhir tahun 2013 sebanyak 100 ribu pelanggan," kata Arief.

Strategi "business follows the people" diyakini sangat tepat dilakukan, dan akan dilanjutkan di sejumlah negara, seperti Malaysia, Arab Saudi, Macau, Taiwan, dan beberapa negera lain dengan karakteristik sejenis.

Selanjutnya, strategi "business follows the money" sudah diterapkan di Australia karena merupakan salah satu negara yang memiliki pendapatan domestik bruto (GDP) tertinggi di dunia.

Di negeri kanguru itu, Telkom tidak masuk dalam "inti" telekomunikasi, tetapi dari salah satu unsur TIMES (Telecommunication, Information, Media, Education, dan Services), yakni layanan melalui "business process outsourcing" (BPO) yang peluangnya masih terbuka lebar.

"Strategi "business follows the money" juga diterapkan di Timor Leste dan Singapura," ujar Arief.

Peningkatan Tertinggi

Majalah Globe Asia, Maret 2013, menyebutkan Telkom menjadi salah satu dari delapan perusahaan Indonesia dengan peningkatan tertinggi pasar di luar negeri atau "Indonesian Companies are Increasingly Strong in Many Foreign Markets".

"Ini melecut semangat Telkom untuk terus melebarkan sayap ke penjuru dunia. Industri yang berbasis TIMES mengalami perkembangan pesat dan konvergensi, dan menuju pada era persaingan yang borderless," ujar Arief.

Ditambahkannya, hal itulah yang mendasari Telkom untuk lebih intensif dalam melaksanakan program InEX dengan upaya telah dilaksanakan dengan penuh semangat dan lebih sistematis.

Terkait dengan teknologi yang diusung dalam ekspansinya di luar negeri, Telkom mengaku keandalan teknologinya tidak kalah dengan negara lain.

"Bahkan, dengan layanan yang sama, mampu menyediakan teknologi dengan `cost effectiveness` lebih baik," ujarnya.

Meski begitu, Arief mengatakan bahwa tantangan terbesar adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Untuk itu, "center of excellence" dalam pengembangan SDM menjadi strategi pertama dan utama di Telkom dengan membentuk Telkom Corporate University (Telkom CorpU), selain juga program `global talent` yang mampu menyediakan SDM bersertifikasi global guna mewujudkan bisnis-bisnis Telkom di dunia internasional," katanya menandaskan.

Namun, kata dia, tentu saja peran pemerintah sangat besar untuk perkembangan bisnis usaha, baik BUMN maupun perusahaan swasta.

Pemerintah Indonesia sigap melakukan strategi itu melalui insentif dan dukungan dari kementerian BUMN. "Kami yakin, berkat doa dukungan seluruh rakyat Indonesia, Telkom akan semakin bersinar di pentas bisnis dunia," katanya.

Selama 2012, Telkom membukukan laba bersih sebesar Rp12,85 triliun, tumbuh 17,2 persen dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp10,97 triliun.

Menurut catatan, pertumbuhan laba Telkom pada periode 2012 tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan laba operator lainnya, seperti PT Indosat Tbk yang anjlok 52,5 persen, dan PT XL Axiata Tbk yang turun tipis sekitar 2 persen.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013