Permasalahan dalam kebijakan moneter antara lain, tingginya biaya pengendalian laju inflasi tahun lalu yang mencapai 4,3 persen,"
Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyoroti tingginya biaya pengendalian laju inflasi yang dilakukan oleh pihak Bank Indonesia sepanjang tahun 2012 lalu.

"Permasalahan dalam kebijakan moneter antara lain, tingginya biaya pengendalian laju inflasi tahun lalu yang mencapai 4,3 persen," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Kebijakan Moneter, Fiskal dan Publik Haryadi B. Sukamdani dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Menurut Haryadi, hal tersebut perlu disorot karena BI dinilai "diuntungkan" oleh pelemahan kurs rupiah yang tajam terhadap dolar AS, sehingga membantu potensi sumbangan inflasi dari segi impor.

Ia berpendapat, jika Bank Indonesia (BI) berkehendak mendorong penguatan kurs rupiah melalui intervensi, maka permintaan barang impor akan semakin membesar yang berdampak pula kepada tertekannya ekspor.

"Tapi bank sentral terkesan masih membiarkan kurs rupiah melemah untuk menahan laju impor," ucapnya.

Terkait pengendalian inflasi, Kadin mengharapkan agar inflasi dapat terkendali di bawah 5 persen untuk tahun 2013.

Inflasi yang rendah, ujar dia, akan memberikan manfaat dan keuntungan lebih besar secara makroekonomi lantaran sektor perbankan dan dunia usaha akan dapat bergerak lebih cepat.

Adapun permasalahan lainnya yang disorot Kadin dalam kebijakan moneter adalah terkait tingkat bunga pinjaman bank yang masih nisbi tinggi, sehingga menyulitkan pengusaha untuk mengembangkan usahanya.

"Dengan adanya penurunan BI rate diharapkan menjadi momentum bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga kreditnya, sehingga menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi nasional," tutur Haryadi.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan tingginya laju inflasi hingga Maret lalu bukan berasal dari persoalan moneter, sehingga tidak perlu direspon dengan kenaikan suku bunga BI (BI rate).

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013