Jadi 'AI' digunakan untuk mengakses konten media.
Yogyakarta (ANTARA) - Pakar Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Syaifa Tania menyebut kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) banyak dimanfaatkan industri komunikasi, karena dianggap efektif membantu menemukan target pasar yang tepat.

"Salah satu contoh penerapan 'AI' di industri komunikasi adalah iklan. Jadi 'AI' digunakan untuk mengakses konten media," kata Syaifa Tania dalam keterangan resmi, di Yogyakarta, Minggu.

Penggunaan kecerdasan buatan dalam pembuatan iklan menjadi salah satu contoh yang familiar dilakukan industri komunikasi.

"Ketika kita sama-sama membuka satu 'website', bisa jadi iklan yang saya terima dengan yang Anda terima itu beda meskipun website nya sama,” kata Tania.

Menurutnya, automatisasi AI untuk memenuhi kebutuhan individu secara khusus inilah yang membuat AI banyak dipakai dalam industri.

Kemampuan kecerdasan buatan itu, kata dia, membantu industri menemukan target pasar yang tepat, hingga informasi tersampaikan dengan efektif.

Di samping keuntungannya, menurut Tania, terdapat sejumlah hal utama yang menjadi tantangan berkembangnya AI.

"Pertama, proteksi konsumen terhadap produk dan layanan yang digunakan. Kaitannya dengan privasi, ya. Kemudian adanya misinformasi, kita sudah sangat sering mendengar hoaks. Lalu 'news diversity', personalisasi berita yang memungkinkan institusi berita dan audiens sama-sama meraih keuntungan. Kemudian ada 'online targeting and community standard'," kata Tania.

Layanan AI yang cenderung melakukan personalisasi informasi, menurut dia, menyebabkan individu terpapar banyak informasi sejenis, sehingga muncul hambatan untuk mendapatkan informasi yang berbeda.

"Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa hoaks saat ini mudah tersebar," kata dia.

Sementara itu, alumnus Departemen Ilmu Komunikasi UGM sekaligus Head of Strategy Ambilhati Rosinsko Hiro mengatakan AI yang banyak digunakan industri untuk menemukan target pasar tidak perlu diposisikan sebagai ancaman.

Menurut dia, justru fokus yang harus dilakukan adalah bagaimana AI bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.

"AI mungkin bisa menawarkan informasi yang lebih cepat, murah, dan banyak. Tapi, manusia lebih bisa memberikan informasi secara tepat, berkualitas dan relevan. Kalau dibanding manusia, relevansi informasi dari AI masih sangat jauh," kata dia pula.
Baca juga: Pemerintah kaji kebutuhan AI hingga Dian Sastro punya yayasan
Baca juga: Pemerintah kaji kebutuhan pengaturan kecerdasan buatan

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023