Singapura (ANTARA) - Harga minyak stabil di awal perdagangan Asia pada Selasa, karena kekhawatiran bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga AS lebih lanjut dapat menurunkan permintaan, diimbangi oleh kekhawatiran badai tropis di lepas pantai Teluk AS dapat berdampak pada pasokan.

Minyak mentah berjangka Brent sedikit menyusut 2 sen menjadi diperdagangkan di 84,40 dolar AS per barel pada pukul 00.32 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun tipis 3 sen menjadi diperdagangkan di 80,07 dolar AS per barel.

Investor menunggu data ekonomi utama AS pada akhir pekan ini yang akan membantu menentukan jalur suku bunga tahun ini dan tahun depan. Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Jumat (25/8/2023) mengatakan bank sentral AS mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk meredakan inflasi yang membandel.

Pasar mengantisipasi kemungkinan 80 persen bahwa Fed akan bertahan pada bulan depan, alat FedWatch dari Refinitiv menunjukkan, namun kemungkinan kenaikan suku bunga pada November sekarang diperkirakan sekitar 56 persen.

Sementara itu, Badai Tropis Idalia melanda bagian barat Kuba pada Senin (28/8/2023) dan hampir menjadi angin topan saat menuju Florida. Badai ini kemungkinan besar akan menyebabkan pemadaman listrik dan berdampak pada produksi minyak mentah di sisi timur Pantai Teluk AS.

Minggu ini fokusnya adalah pada laporan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS yang akan dirilis pada Kamis (31/8é2023) dan data penggajian non-pertanian Agustus pada Jumat (1/9/2023).

Investor juga masih tetap waspada terhadap pemulihan ekonomi China, khawatir terhadap permintaan konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023