Padang, (ANTARA News) - Peneliti biota penyu laut Harfiandri Damanhuri SPi, MSi, mengungkapkan Museum Bahari Jakarta tahun ini mendokumentasikan biota penyu laut Sumbar guna melengkapi data-data dan segala sesuatu tentang keberadaan biota laut yang cukup langka itu. "Dokumentasi itu penting diantaranya untuk membantu kegiatan penelitian nasional maupun asing dan ke depan diharapkan hasil penelitian dapat melahirkan solusi bagi kegiatan konservasi biota langka itu," katanya kepada ANTARA di Padang, Kamis (29/6). Menurut dia, data tentang biota penyu laut Sumbar pada Musuem Bahari Jakarta belum lengkap sehingga Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pusat menugaskan salah seorang stafnya baru-baru ini guna mengambil dokumentasi langsung. Kegiatan dokumentasi tersebut dilakukan mulai dari telur, ukuran telur, jenis penyu, habitat dan kehidupan penyu tersebut. Petugas dokumentasi tersebut, menurut Harfiandri, menyatakan puas dan seluruh data yang telah diperoleh baik tertulis, berupa gambar, foto akan diatur dan disimpan di museum. "Eksploitasi penyu di provinsi ini cukup tinggi, namun telur penyu yang mengandung protein 23 persen lebih tinggi dari telur ayam itu cukup tersedia sehingga konservasi penyu sangat dibutuhkan," katanya. Selain menyaksikan pemasaran telur penyu oleh pedagang di sepanjang pantai Padang, petugas dari Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pusat itu juga terjun langsung melihat proses penetasan telur penyu di Pulau Pandan dan Toran. Kedua pulau tersebut merupakan kawasan yang cukup baik bagi berkembangbiaknya penyu. Harfiandri mengungkapkan, selama 10 tahun dilakukannya penelitian, penyu Belimbing merupakan yang paling sulit ditemukan dan kondisinya kini makin langka dan hanya bisa ditemukan di perairan laut Pariaman.(*)

Copyright © ANTARA 2006