Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada semua pihak bahwa rivalitas dan situasi geopolitik saat ini kian memanas dan menjadi salah satu tantangan setiap negara.

Demikian disampaikan Presiden dalam sambutannya pada acara Pembukaan Mahasabha XIII Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) 2023 di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu.

"Tantangan dunia ini tidaklah mudah. Rivalitas dan geopolitik juga begitu, tidak semakin mereda tapi semakin meningkat, memanas," kata Joko Widodo.

Dia mengatakan memanasnya rivalitas dan geopolitik tidak hanya terjadi di kawasan di barat, perang Rusia dan Ukraina, tetapi juga di dekat Indonesia.

Presiden mengatakan yang tidak kalah menakutkan adalah perubahan iklim yang sekarang mulai dirasakan hampir semua negara.

"Yang biasanya dingin jadi panas, yang biasanya panas menjadi lebih panas. Gelombang panas, super El Nino, sebuah hal yang harus kita sikapi dengan bijak," ujarnya.

Terkait perubahan iklim ini Presiden menyampaikan bahwa dalam ajaran Hindu ada yang disebut Tri Hita Karana salah satunya adalah palemahan yakni hubungan harmonis antara manusia dengan alam.

Menurut Presiden, hal itu sering dilupakan dalam kehidupan modern. Banyak orang berpikir seolah-olah alam baik-baik saja.

"Tahu-tahu datang gelombang panas di hampir sebagian negara di dunia. Oleh sebab itu kita semuanya sekarang ini hampir semuanya dihantui yang namanya perubahan iklim. Semuanya," kata Jokowi.

Oleh sebab itu dia menekankan pentingnya penerapan ekonomi hijau. Menurutnya semua negara saat ini berbondong-bondong berusaha masuk kepada penerapan ekonomi hijau.

Dia menekankan ekonomi hijau menjadi tantangan sekaligus peluang yang mesti diwujudkan, termasuk juga mengenai hilirisasi di berbagai sektor.
Baca juga: Presiden: Hampir separuh negara di dunia jadi "pasien" IMF
Baca juga: Jokowi: Indonesia punya potensi besar kembangkan ekonomi hijau
Baca juga: Jokowi sebut jabatan presiden tiga periode tidak dibolehkan konstitusi
Baca juga: Jokowi: Konsep pendidikan SMKN Semarang bisa diperluas secara nasional

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023