Jakarta (ANTARA) - Pebasket timnas Brasil, Tim Soares, puas dengan performa timnya ketika mengandaskan perlawanan Pantai Gading dengan skor 89-77 pada gim ketiga Grup G Piala Dunia FIBA 2023 di Indonesia Arena Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu.

Pada laga itu, menurut Tim, timnya meraih kemenangan karena menerapkan strategi yang tepat, yaitu memenangkan banyak duel fisik seperti yang diinstruksikan pelatihnya Gustavo Conti.

“Saya pikir para pemain kami melakukannya dengan baik pada akhirnya dan juga menemukan cara untuk menang. Itu bola basket. Gustavo (pelatih) telah merencanakan permainan fisik untuk kami dan kami mengeksekusinya,” kata Tim pada jumpa pers setelah laga.

Brasil sempat kesulitan mengatasi permainan dari Pantai Gading dimana mereka tertinggal pada kuarter pertama dengan skor 23-25.

Setelahnya, Brasil bangkit dan menguasai jalannya kuarter kedua, ketiga, dan keempat dengan skor 50-46, 70-65, dan 89-77.

Baca juga: Brasil temani Spanyol lolos ke babak selanjutnya Piala Dunia FIBA 2023

“Saya pikir pada akhirnya untuk memperpanjang keunggulan dan membuatnya lebih nyaman untuk menang,” ucap pebasket yang mencetak 15 poin, 6 rebounds, dan 1 assist pada laga itu.

Bintang pada laga melawan tim yang berasal dari Afrika Barat itu adalah Yago Santos yang mencatatkan 24 poin, 4 rebounds, dan 12 assists.

Santos meneruskan penampilan apiknya seperti pada dua gim sebelumya ketika menang 100-59 dari Iran (14 poin, 3 rebounds, dan 6 assists) dan juga ketika dikalahkan Spanyol dengan skor 78-96 (14 poin, 6 rebounds, dan 4 assists).

“Yago adalah pemain hebat. Jelas, dia juga berkembang dalam game ini. Bagi saya, itu membuat hidup saya lebih mudah. Dia melakukan tugasnya dengan sangat baik dalam melakukan penetrasi, menemukan tembakan terbuka saat dia perlu mengambilnya, dan kemudian juga membagi bola saat dibutuhkan,” puji Tim kepada rekannya tersebut.

Pujian tidak hanya diberikan Tim, tapi juga pelatih Pantai Gading Dejan Prokic.

Baca juga: Prokic bangga dengan penampilan tim meski dikalahkan Brasil

Prokic tidak peduli tinggi Santos yang hanya 1,78 meter karena menurutnya seorang pebasket yang memiliki skill hebat tidak bergantung dari tinggi yang dimiliki.

“Jika Anda pemain bagus, Anda pemain bagus. Kamu bisa 170 cm atau Anda bisa menjadi 230 cm. Jika Anda pemain bagus, Anda pemain bagus. Dan Yago jelas merupakan pemain bagus,” puji Prokic untuk Yago.

Brasil melaju pada babak selanjutnya Piala Dunia FIBA 2023 dan akan bergabung di fase grup babak 2, Grup L bersama Spanyol untuk menghadapi Kanada (peringkat 1) dan Latvia (peringkat 2) dari perwakilan Grup H untuk memperebutkan dua teratas guna lolos ke babak perempat final.

“Sekarang saatnya untuk lebih fokus. Kami tahu mereka (Kanada dan Latvia) adalah dua lawan yang hebat dan kami sudah melihat apa yang terjadi kami kekurangan saat melawan Spanyol (saat kalah 78-96) dan kami akan memperbaikinya dalam beberapa hari ke depan dan kami akan siap untuk tampil,” kata Tim.

Sementara itu, sang pelatih Gustavo Conti optimistis timnya mampu meraih hasil terbaik saat menghadapi dua perwakilan Grup H (Kanada dan Latvia) yang rencananya akan digelar Jumat (1/9) dan Minggu (3/9) tersebut.

“Saya pikir mereka difavoritkan melawan kami tapi kami bisa kompetitif, kami bisa tampil maksimal, kami bisa bermain dan kami bisa mencoba untuk menang,” ucap Gustavo.

Baca juga: Lepas dari tekanan Brasil, Spanyol lolos fase Grup G

Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023