Wasior (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat mempromosikan budaya lokal lewat Festival Roon Wondama yang akan digelar di Pulau Roon pada 7-9 September 2023.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Teluk Wondama Sabari Kristian Mambor di Wasior, Kamis, mengatakan Festival Roon Wondama telah masuk di Kharisma Even Nusantara (KEN) Kemenparekraf tahun 2023.

"Kita menargetkan 1.000 sampai 2.000 pengunjung dari luar maupun pengunjung lokal bisa hadir pada gelaran festival budaya ini," kata Mambor.

Mambor mengatakan, dengan mengusung budaya dan kearifan lokal, Festival Roon Wondama 2023 jadi strategi pemerintah untuk membangkitkan pariwisata di Teluk Wondama pasca pandemi COVID-19.

“Kita memang agak ambisius karena Festival Roon ini sudah masuk KEN sehingga diharapkan menjadi awal kebangkitan pariwisata daerah," kata Mambor.

Ia menjelaskan, beragam kearifan lokal masyarakat Pulau Roon akan ditampilkan pada festival tersebut, antara lain tokok sagu yaitu proses pembuatan sagu sebagai pangan lokal masyarakat. Balobe yaitu mencari ikan di malam hari dengan peralatan dan penerangan tradisional dan buka sasi (adat) laut yakni tradisi membatasi eksploitasi sumber daya laut dalam jangka waktu tertentu.

Sedangkan untuk atraksi budaya para pengunjung juga disuguhi tari-tarian yang dibawakan secara kolosal oleh masyarakat Pulau Roon seperti Tari Bemamun Soren dan Tari Seruki Sembori. Tari Bemamun Soren menggambarkan perang perahu antara Suku Roon dan Suku Biak di masa lalu. Sedangkan Seruki Sembori mengisahkan sejarah masyarakat Suku Roon di masa lampau.

"Kita juga siapkan bazar UMKM untuk penjualan kerajinan tangan dan aksesoris masyarakat lokal. Jadi kita berharap ada dampak ekonomi yang cukup besar yang didapatkan melalui festival ini," ujar Mambor.

Anggota Komisi B DPRD Teluk Wondama Markus Wandau menilai Festival Roon Wondama menjadi sarana strategis untuk mengangkat potensi pariwisata Wondama. Diharapkan budaya Teluk Wondama dikenal secara nasional hingga mancanegara.

"Kita harapkan jangan berhenti pada festival saja tapi harus ada keberlanjutan. Harus ada dampak, berapa turis yang datang ke Wondama setelah festival itu. Itu yang terpenting," kata Markus.

Pewarta: Ali Nur Ichsan
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023