Kami mengharapkan bapak Ibu pengampu urusan perempuan dan anak juga ikut menyosialisasikan. Karena sepanjang kita tidak melaporkan, kasus akan tetap terjadi
Bogor (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga meminta para pengampu urusan perempuan dan anak di daerah terus menyosialisasikan "Dare to Speak Up" atau berani bicara agar masyarakat melapor bila mengetahui, melihat, mendengar, atau menjadi korban kekerasan.

"Ini perlu terus dilakukan dan harus dilakukan. Kami mengharapkan bapak Ibu pengampu urusan perempuan dan anak juga ikut menyosialisasikan. Karena sepanjang kita tidak melaporkan, kasus akan tetap terjadi," kata Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam Rapat Koordinasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, di Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Menurut Menteri Bintang Puspayoga, dengan berani bicara dan mengungkap kasus akan memberikan keadilan bagi korban dan efek jera kepada pelaku.

Ia mengatakan kekerasan merupakan fenomena gunung es. Sejak dulu prevalensi kekerasan sangat tinggi, namun tercatat kini mengalami penurunan. Prevalensi kekerasan pada perempuan turun menjadi 26,1 persen pada tahun 2021, dibandingkan tahun 2016 sebesar 33,4 persen.

Baca juga: Menteri PPPA: Korban kekerasan seksual harus berani lapor ke polisi

Prevalensi kekerasan pada anak turun pada tahun 2021 menjadi 34 persen pada anak laki-laki dan 41,05 persen pada anak perempuan dibandingkan tahun 2018 sebesar 62 persen, baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan.

"Yang patut kita syukuri, yang meningkat adalah kasus yang terungkap," katanya.

Hal ini, menurut dia, karena pandangan masyarakat terhadap kekerasan telah berubah sehingga mereka memandang kekerasan bukan aib lagi yang harus disembunyikan, melainkan harus melaporkan kepada pihak yang berwenang.

"Ini penting. Karena bila tidak berani melapor. Relasi kuasa, kasus akan terulang, akan terus terjadi," kata Menteri Bintang Puspayoga.

Ketidakberanian masyarakat atau keluarga melaporkan kasus kekerasan, lanjutnya, membuat kasus terus berulang seperti yang terjadi di Maluku Utara, dimana seorang kakek menyetubuhi lima anak, bahkan hingga dua cucunya.

Baca juga: MenPPPA: Kekerasan seksual banyak terungkap bukti korban berani lapor
Baca juga: LPSK ajak korban perkosaan berani melapor

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023