Jakarta (ANTARA) - Pengamat hubungan internasional Dinna Prapto Raharja mengatakan bahwa Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris perlu bisa membuktikan kehadirannya pada KTT ke-43 ASEAN, dalam rangka mewakilkan Presiden Joe Biden, dapat mendorong peningkatan kerja sama kedua pihak.

“Jika Harris memainkan peran penting dalam urusan luar negeri AS, maka dampak (kehadiran pada KTT) akan positif. Namun, permasalahannya Harris hanya memainkan peran di belakang layar dalam politik dan urusan luar negeri AS,” kata Dinna di Jakarta, Kamis.

Dinna menilai Harris tidak memiliki pengalaman yang cukup tentang kawasan dan berbagai permasalahannya. Oleh karena itu, pengutusan Harris untuk hadir ke Jakarta mengindikasikan bahwa Washington tidak menganggap serius ASEAN, katanya.

“Tapi ini adalah cara AS meyakinkan negara-negara anggota ASEAN bahwa ASEAN tetap penting di mata AS. Itu perlu dibuktikan, jangan hanya sekadar berkunjung,” ujarnya.
Baca juga: Pemerintah sebut 32 delegasi hadiri KTT Ke-43 ASEAN di Jakarta

Presiden AS Joe Biden mengutus Kamala Harris ke Jakarta pada 4-7 September. Harris akan menghadiri KTT AS-ASEAN dan KTT Asia Timur (EAS).

Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, dalam pernyataan 22 Agustus lalu, mengatakan bahwa Wakil Presiden dan para pemimpin ASEAN akan membahas perluasan dalam hubungan AS-ASEAN di bawah pemerintahan Biden-Harris.

Jean-Pierre menyebut sepanjang KTT ASEAN dan pertemuan-pertemuan tambahan, Wakil Presiden akan mendorong inisiatif-inisiatif dalam mempromosikan kesejahteraan dan keamanan bersama, termasuk dengan mendorong kerja sama kami dalam penanganan krisis iklim, keamanan maritim, infrastruktur, pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, kedua pihak juga bakal mendorong upaya-upaya untuk menegakkan dan memperkuat aturan-aturan dan norma-norma internasional di kawasan, serta menangani tantangan-tantangan di kawasan lain dan global.
Baca juga: AS apresiasi Indonesia manfaatkan keketuaan ASEAN untuk tangani TPPO

AS merupakan salah satu mitra dialog ASEAN. Ini bukan pertama kalinya presiden AS tidak menghadiri KTT AS-ASEAN.

Pendahulu Biden, Donald Trump, bahkan melewatkan pertemuan puncak para pemimpin regional dan KTT Asia Timur selama tiga tahun berturut-turut.

Sementara itu, pendahulu Trump, Barack Obama, selalu menghadiri setiap pertemuan puncak para pemimpin AS-ASEAN dan KTT Asia Timur mulai 2011.

Baca juga: Pengamat sebut absennya Biden sinyal penurunan kredibilitas ASEAN

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023