Kami meyakini inflasi yang rendah sebagai faktor yang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia serta kesejahteraan rakyat Indonesia
Jakarta (ANTARA) -
Bank Indonesia (BI) mengatakan inflasi Indonesia termasuk salah satu yang terendah di dunia, sementara inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) turun lebih cepat dan telah kembali pada sasarannya tiga plus minus satu persen.
 
"Pada Juli 2023 inflasi turun dari 5,51 persen pada akhir 2022 menjadi 3,08 persen year on year termasuk salah satu yang terendah di dunia," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2023 yang dipantau virtual di Jakarta, Kamis.
 
Perry menuturkan penurunan inflasi tersebut terjadi di seluruh kelompok termasuk inflasi inti, harga pangan yang bergejolak maupun harga yang diatur oleh pemerintah.
 
Seluruh wilayah juga mencatat penurunan inflasi dan telah berada dalam sasaran inflasi nasional. Pencapaian tersebut adalah hasil dari eratnya sinergi pengendalian inflasi antara pemerintah pusat dan daerah serta konsistensi kebijakan BI dalam tim pengendalian inflasi pusat dan daerah termasuk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
 
BI memperkirakan inflasi pada sisa tahun 2023 akan tetap terkendali dalam sasaran tiga plus minus satu persen bahkan akhir tahun 2023 kemungkinan di sekitar tiga persen dan tentunya perlu diturunkan menjadi sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024.
 
"Kami meyakini inflasi yang rendah sebagai faktor yang sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia serta kesejahteraan rakyat Indonesia," ujarnya.
 
BI terus memperkuat bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi dengan koordinasi yang sangat erat dengan pemerintah. Kebijakan moneter secara konsisten dan antisipatif diarahkan pro-stabilitas untuk pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah.
 
Kebijakan makroprudensial longgar dan pro-pertumbuhan antara lain melalui insentif likuiditas yang besar mencapai Rp158 triliun kepada perbankan untuk menyalurkan kredit/pembiayaan ke sektor-sektor prioritas termasuk hilirisasi pertanian, dan usaha mikro, kecil dan menengah pangan. Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran juga pro-pertumbuhan termasuk untuk perluasan QRIS, penyaluran bantuan sosial dan elektronifikasi transaksi keuangan daerah.
 
BI juga menggerakkan seluruh 46 kantor perwakilan Bank Indonesia di daerah di seluruh Indonesia untuk berkoordinasi erat dengan pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi melalui pasar murah, ketahanan komoditas pangan, kerja sama antara daerah, kelancaran distribusi, koordinasi dan komunikasi serta digitalisasi data.
 
"Penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan atau GNPIP dilaksanakan sesuai karakteristik masing-masing wilayah di Indonesia agar tepat sasaran," tuturnya.
 
BI juga memperkirakan inflasi 2024 akan terkendali dalam kisaran sasaran yang menurun menjadi 2,5 plus minus satu persen.

Untuk mencapai target penurunan inflasi itu, perlu dibarengi penguatan sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah dengan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi khususnya untuk memitigasi gangguan jangka pendek seperti dampak El Nino, ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga maupun penanganan permasalahan struktural pengendalian inflasi seperti produktivitas, kelancaran distribusi, integrasi data serta penguatan kelembagaan dan sumber daya manusia.

Baca juga: Presiden apresiasi inflasi terkendali 3,08 persen lebih rendah dari AS
Baca juga: Menko: Sinergi pemerintah daerah dan pusat dukung inflasi terkendali

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023