Jakarta (ANTARA News) - Teater kontemporer terkenal dari Jepang, Seinendan Theatre Company, akan menggelar pementasan untuk pertama kali di Indonesia. "Judul pementasan itu adalah `Tokyo Notes`, dan akan ditampilkan di Goethe Haus, Jakarta, pada 6-7 Juli 2006," kata Asistant Director Japan Foundation, Tsukamoto Norihisha, di Jakarta, Kamis. ` 'Tokyo Notes' berkisah mengenai beberapa orang yang mengunjungi sebuah museum seni kecil di Tokyo untuk melihat koleksi lukisan yang tidak mengalami kerusakan dari peperangan yang melanda Eropa. Pembicaraan antarmereka ternyata bergulir menjadi beragam topik seperti keluarga, pekerjaan, dan perang. Sutradara sekaligus penulis naskah pementasan ini adalah Oriza Hirata, sutradara dan penulis naskah teater terkemuka Jepang. Hirata juga dikenal sebagai pendiri dari Seinendan. 'Tokyo Notes' sendiri merupakan karya Oriza yang meraih penghargaan 'the 39th Kishida Kunio Drama Award' di tahun 1995. Selain itu, karya ini juga telah diterjemahkan ke banyak bahasa, di mana khusus untuk pementasan di Jakarta naskahnya telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. "Keunikan dari teater ini adalah dia berani menggebrak dasar-dasar teater konvensional, khususnya yang datang dari Barat," kata Pemimpin Teater Kami, Harris Priadie Bah. Tujuan Oriza dalam mendirikan Seinendan di Tokyo pada 1983 karena dia melihat kecenderungan teater-teater di Jepang yang `terbelenggu` dengan logika dan gaya tutur kata Barat yang tidak cocok dengan budaya Jepang itu sendiri. Ciri khas yang terdapat dalam pertunjukan yang dibawakan teater Seinendan adalah aktor terkadang berbicara sambil membelakangi penonton dan antaraktor terkadang saling berbicara sehingga terjadi proses `tumpang-tindih` yang biasa terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Seinendan tidak pernah memakai musik apa pun untuk meningkatkan efek teatrikal pada pementasannya. Ini karena Oriza menginginkan sebuah teater yang benar-benar merupakan pencerminan dari dunia nyata. "Penikmat teater Indonesia layaknya bergembira karena akan menikmati suatu teater yang berbeda dan baru dari pentas teater yang biasa mereka saksikan," kata Harris. (*)

Copyright © ANTARA 2006