Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Asia menguat pada awal perdagangan Jumat, karena China meningkatkan upaya untuk mendukung sektor perumahan dan menstabilkan yuan, meskipun investor tetap berhati-hati menjelang data pekerjaan AS yang dapat mendukung atau menggagalkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Belanja konsumen AS meningkat terbesar dalam enam bulan pada Juli, namun melambatnya tingkat inflasi bulanan memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan depan. Data penggajian AS Agustus malam ini dapat memberikan lebih banyak petunjuk.

Indeks MSCI yang terdiri dari saham Asia Pasifik di luar Jepang terangkat 0,15 persen, sedangkan Nikkei Jepang menguat 0,45 persen. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia kehilangan 0,39 persen di awal perdagangan.

Semua perhatian tertuju pada upaya Beijing untuk menghidupkan kembali sektor properti yang terpuruk akibat krisis dan lemahnya konsumsi, yang sangat membebani perekonomian yang sedang lesu.

Aktivitas pabrik China secara mengejutkan kembali mengalami ekspansi pada Agustus, mengalahkan perkiraan, menurut survei sektor swasta pada Jumat. Pasokan, permintaan dalam negeri dan lapangan kerja membaik, menunjukkan bahwa upaya pemerintah untuk memacu pertumbuhan mungkin akan memberikan dampak.

Sementara itu, bank sentral negara itu mengatakan pada Jumat bahwa pihaknya akan memotong jumlah devisa yang harus disimpan oleh lembaga keuangan sebagai cadangan untuk pertama kalinya tahun ini, sebuah langkah yang bertujuan memperlambat laju depresiasi yuan baru-baru ini.

Yuan di pasar dalam negeri menguat menjadi 7,2360 per dolar pada awal perdagangan setelah pemotongan tersebut.

Langkah itu dilakukan menyusul pengumuman pada Kamis (31/8/2023) yang menurunkan suku bunga hipotek (KPR) untuk pembeli rumah pertama kali serta rasio uang muka di beberapa kota.

Indeks saham-saham unggulan China CSI 300 meningkat 0,63 persen pada awal perdagangan, dengan indeks sektor real estate naik 0,97 persen.

Pasar saham Hong Kong ditutup hari ini karena topan super Saola mendekati China selatan, namun indeks berjangka Hang Seng naik 0,23 persen.

Meskipun langkah-langkah dukungan yang diberikan Beijing sejauh ini tidak berskala besar, fakta bahwa para pengambil kebijakan mengumumkan langkah-langkah yang lebih cepat mungkin memberikan kepercayaan kepada pasar bahwa pihak berwenang kini lebih proaktif, kata Redmond Wong, ahli strategi pasar China Raya di Saxo Markets di Hong Kong.

Baca juga: Wall Street berakhir beragam ketika data inflasi dukung optimisme
Baca juga: Emas tergelincir karena inflasi AS tetap bertengger di atas 3,0 persen
Baca juga: Minyak naik di awal Asia, siap hentikan penurunan dua minggu beruntun

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023