"Artinya harus ada political effort dari internal partai tersebut untuk mengharmonisasi arah politik yang diusung kandidat tersebut
Surabaya (ANTARA) - Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Airlangga Pribadi Kusman mengatakan masuknya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dapat merubah pola pencitraan Anies Baswedan sebagai calon presiden.

"Dengan masuknya Cak Imin yang merupakan ketua umum partai pendukung Presiden Joko Widodo sebagai calon wakil presiden (cawapres) ke koalisi Anies Baswedan maka akan merubah pencitraan koalisi tersebut," kata Airlangga di Surabaya, Jumat.

Dia menilai masuknya Cak Imin membuat adanya polemik di internal Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP). Karena selama ini pendukung Anies terlihat militan dalam mengambil posisi berbeda dengan Pak Jokowi akan berhadapan dengan masa pendukung PKB yang dekat dengan Pemerintah.

"Artinya harus ada political effort dari internal partai tersebut untuk mengharmonisasi arah politik yang diusung kandidat tersebut," ucapnya.

Baca juga: DPP PDIP: pintu selalu terbuka untuk Cak Imin

Baca juga: Gus Jazil: Keputusan PKB gabung di KPP diputuskan hari ini
Menurut Airlangga, PKB cukup kuat di Jatim. Kendati demikian, figur Cak Imin belum punya kekuatan yang menjadi daya tarik bagi konstituen terutama warga Nahdliyin di Jatim.

"Kemampuan mendongkrak ditentukan penyesuaian internal dalam pasangan tersebut. Pendukung harus menyesuaikan, ketika kekuatan utama dari cawapres partai dan karakter politik dan pendukungnya tidak kontradiktif dengan Jokowi. Kemampuan itu yang menentukan," tuturnya.

Dia menjelaskan masuknya Cak Imin ke KPP yang mengusung Anies Baswedan karena efek dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang dibangun partai-partai pendukung Prabowo Subianto.

Dengan masuknya Partai Golkar dan PAN, kata dia, menunjukkan bahwa Koalisi Indonesia Maju menunjukkan bahwa koalisi tersebut gemuk. Partai-partai ini saling bersaing untuk menjadikan figur yang ditampilkan jadi cawapres. Pada awalnya Cak Imin, kemudian Airlangga Hartarto dan PAN yang mengusung Erick Thohir.

"Koalisi ini besar, tapi memunculkan bibit-bibit pertarungan memperebutkan cawapres. Ketika proses ada perubahan berlangsung, Cak Imin kemudian bergeser ke Anies Baswedan," ujarnya. Di sisi lain dengan munculnya Cak Imin ada konflik baru yang cukup keras dari Partai Demokrat yang selama ini ingin menduetkan Anies Baswedan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Baca juga: PAN mengaku sudah tahu sejak awal soal Anies-Muhaimin 2024

Baca juga: Surya Paloh tidak gembira jika Demokrat keluar dari koalisi


"Demokrat bisa jadi keluar menyeberang di Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto. Kalau tidak, kerasnya statement hari ini hanya sementara saja. Pada akhirnya harus menyesuaikan realitas politik," ucapnya. Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya. Saat ini, terdapat 575 kursi di parlemen sehingga pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga, pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023