Jakarta (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 dengan tema “Sehat untuk Semua”, dan dilakukan dengan menyerukan komitmen baru untuk pemerataan kesehatan di Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia, dan seluruh dunia.

"Kita harus ingat kesehatan adalah hak asasi manusia yang mendasar. Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan sama untuk hidup yang sehat dan produktif, tanpa memandang jenis kelamin, usia, ras, status ekonomi, kemampuan fisik, dan lokasi geografis,” kata Technical Officer WHO Indonesia Dr. Mukta Sharma dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
 
Mukta mengatakan WHO akan terus mendukung Indonesia dalam mencapai komitmen tersebut. Pandemi COVID-19 telah menunjukkan bahwa melindungi kesehatan merupakan hal mendasar bagi ekonomi, masyarakat, keamanan, dan stabilitas dunia.
 
Pandemi, kata dia, juga menyoroti adanya ketidaksetaraan kesehatan dan bagaimana hal tersebut mengakibatkan risiko tidak proporsional dan dampak sosial-ekonomi penyakit kepada kelompok rentan.
 
"Belajar dari pandemi ini, WHO siap mendukung negara-negara di seluruh dunia untuk membangun kembali dunia yang lebih sehat dan adil bagi semua," ujarnya.
 
Bersamaan dengan upaya tersebut, kata Mukta, Pemprov NTT telah bekerja sama erat dengan WHO untuk mewujudkan kesehatan untuk semua warga NTT.
 
Kolaborasi ini, sambungnya, terjadi dalam kegiatan meningkatkan gizi, imunisasi, dan surveilans pada anak.
 
Dalam hal imunisasi, ucap dia, WHO berkomitmen mendukung Indonesia menjangkau semua anak dan menutup celah imunisasi untuk mencegah kejadian luar biasa pada masa mendatang
 
"Sejak Juni 2022, WHO telah menempatkan staf teknis vaksinasi di NTT untuk menyediakan dukungan imunisasi langsung dan komprehensif di lapangan," katanya.
 
Mukta menyebutkan NTT dan WHO juga bahu-membahu dalam mencegah dan mengendalikan penyakit seperti malaria dan penyakit tropis terabaikan.
 
Selain itu, sambungnya, WHO telah menggandeng Timor Leste untuk mengeliminasi malaria di Pulau Timor melalui pelaksanaan kajian situasi malaria, pelatihan surveilans untuk staf Puskesmas di perbatasan, serta menyiapkan kajian tentang efektivitas terapi di Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Kupang.
 
"WHO juga telah mendukung kajian risiko bersama dan surveilans rabies, serta dalam proses menyediakan vaksin rabies untuk NTT," ungkapnya.
 
Kemudian, kata Mukta, WHO telah mendukung kegiatan percepatan eliminasi kaki gajah, atau filariasis, di Kabupaten Sumba Barat Daya.
 
"Kita telah membuat langkah besar dalam meningkatkan hasil kesehatan bagi masyarakat, namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengatasi ketidaksetaraan kesehatan di Kupang, NTT, dan Indonesia," tuturnya
 
Terakhir, Dr. Mukta Sharma mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperbarui komitmen terhadap pemerataan kesehatan, serta bekerja sama untuk memastikan setiap orang memiliki kesempatan untuk hidup sehat dan produktif.

Baca juga: Kemenkes fasilitasi penempatan kerja 16 dokter lulusan luar negeri

Baca juga: WHO ajak semua negara perkuat komitmen wujudkan pemerataan kesehatan

Baca juga: Pentingnya transformasi teknologi untuk pemerataan akses kesehatan

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023