Untuk Maluku, anak-anak ini diajarkan bagaimana mengenal tentang ekosistem dan membahas isu-isu perubahan iklim
Ambon (ANTARA) - Institut Hijau Indonesia (IHI) melakukan pendampingan kepada sebanyak 60 siswa di Kota Ambon, Provinsi Maluku dalam rangka meningkatkan kesadaran pemuda terhadap isu-isu lingkungan.

“Untuk Maluku, anak-anak ini diajarkan bagaimana mengenal tentang ekosistem dan membahas isu-isu perubahan iklim,” kata dinamisator IHI Provinsi Maluku Teria Salhuteru, di Ambon, Jumat.

Ia menjelaskan kegiatan ini merupakan program yang dinamai Green Youth Movement atau Gerakan Pemuda Hijau, di mana ini adalah program pendidikan dasar gerakan lingkungan hidup yang menyediakan wadah bagi para generasi muda untuk bertukar pengetahuan dalam melindungi dan mengelola lingkungan hidup.

Selain itu, kata dia, untuk mengenalkan, menumbuhkan kesadaran, dan keterikatan siswa siswi terhadap isu perubahan iklim.

Dijelaskannya dari Maluku dipilih tiga simpul belajar dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Batu Merah, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku dan Balai Taman Nasional Manusela.

Dari tiga simpul belajar tersebut, masing-masing memegang 10 sekolah, dan dari 30 sekolah tersebut ada dua perwakilan. Jadi keseluruhannya berjumlah 60 anak atau siswa yang terlibat dalam kegiatan ini.

Kegiatan itu juga bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta IHI.

“Jadi peran kami di sini untuk melihat bagaimana berjalannya kegiatan ini,” katanya.

Pihaknya berharap ke depannya 60 anak ini bisa menjadi agen perubahan di Maluku yang bisa bekerja sama kembali dengan tiga simpul belajar ini untuk aksi-aksi ke depan.

“Ini memang sangat penting, karena anak-anak secara tidak langsung sejak usia 16 - 19 tahun, mereka sudah bisa mengenal isu-isu tentang lingkungan. Karena jarang sekali ada wadah-wadah seperti ini,” kata Teria Salhuteru.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, perkembangan tren gaya hidup hijau mulai tumbuh di banyak kalangan muda, namun belum menjadi satu gerakan kesatuan yang berdampak signifikan yang dapat menumbuhkan budaya ramah lingkungan dalam komunitas ataupun masyarakat.

“Green Youth Movement diharapkan dapat menjadi wadah dalam memfasilitasi tumbuhnya generasi muda sebagai pelopor dan duta penyelamat lingkungan hidup dan kehutanan,” katanyai.

Ia juga berharap, kegiatan ini dapat mengenalkan, menumbuhkan kesadaran, dan keterikatan para siswa khususnya di Provinsi Maluku terhadap isu perubahan iklim.

“Sehingga gerakan pemulihan lingkungan akan berlangsung lebih masif, inklusif, dan inovatif,” katanya.

Kegiatan Green Youth Movement digelar dengan konsep “Webinar in Class” serta rangkaian acara yaitu pembekalan materi seputar lingkungan, Pra tes kegiatan yang menguji tingkat pengetahuan siswa terhadap materi yang telah disampaikan, Focus Group Discussion (FGD), Pemutaran Film Dokumenter, Virtual Tool, serta Ecological Games.

Kegiatan ini dibuka pada 130 lokasi simpul belajar dari 34 provinsi di Indonesia, dan dapat menjaring peserta hingga 2.600 orang dalam satu angkatan.

Baca juga: Dinas Lingkungan Hidup Maluku kaji dampak avtur tumpah ke laut

Baca juga: MCC ajak anak-anak di Banda Neira kontribusi ciptakan lingkungan sehat

Baca juga: Pembagian 1.000 anakan pohon warnai peringatan hari bumi di Maluku

Baca juga: Pakar: masyarakat Pulau Buru jangan konsumsi kepala ikan beracun


Pewarta: Winda Herman
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023