Jakarta (ANTARA) -
Wakil Ketua Bidang Daerah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Ahmad Munir berencana maju dalam pemilihan Ketua Umum PWI Pusat Periode 2023 sampai 2028.
​​​​​
Hal itu dikemukakannya saat bertemu Dewan Pengurus Forum Pemred di Jakarta, Jumat (1/9). Pria yang akrab disapa Cak Munir itu menemui Forum Pemred untuk meminta dukungan pencalonannya agar mampu menjadikan PWI sebagai komunitas yang berwibawa.

Cak Munir menjelaskan bahwa audiensi dengan Forum Pemred dijalankannya atas masukan dari PWI Jatim. Dalam audiensi ini, Cak Munir diterima oleh Ketua Dewan Pengurus Forum Pemred Arifin Asydhad dan pengurus lainnya, yaitu Titin Rosmasari, Irfan Junaidi, Irna Gustia, Yura Syahrul, Sutta Dharmasaputra, Taufiqurrahman, Maria B Benyamin, dan Mukhlison.
 
Cak Munir, mengaku ingin menawarkan harapan baru kepada PWI di masa yang akan datang untuk memiliki figur pemimpin yang memiliki flag carrier pada media mainstream.
 
"Figur yang dapat membawa secara cepat adaptasi PWI menuju digitalisasi dan itu hampir identik lebih banyak diwarnai oleh pengurus-pengurus yang relatif lebih muda," tegas Cak Munir dalam kesempatan tersebut.
 
Cak Munir mengaku sempat berkunjung ke beberapa kantor PWI di daerah. Dia mendapatkan respons yang positif dan sejalan dengan harapannya membangun PWI yang lebih baik lagi.
 
Dewan Pengurus Forum Pemred pun mendukung gagasan tersebut. Asydhad menyatakan siap membantu Cak Munir untuk maju dalam pemilihan Ketua Umum PWI Periode 2023-2028. Asydhad pun meminta Cak Munir untuk juga beraudiensi dengan Dewan Penasihat serta Dewan Pengawas Forum Pemred.
 
"Pertama, kami pengurus tentu, karena Cak Munir sebagai anggota, maka kami akan memberikan dukungan kepada Cak Munir atas upayanya mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PWI," ujar Asydhad, yang juga Pimpinan Redaksi Kumparan.
 
Ia menuturkan bahwa di dalam Anggaran Dasar Forum Pemred diatur mengenai dukungan terhadap anggota yang ikut serta dalam menempati berbagai jabatan dan kedudukan di lembaga maupun organisasi. Hal ini diatur dalam Pasal 6 ayat (g) yang berbunyi, "Membantu memberikan kesempatan kepada para anggota untuk ikut berpartisipasi dalam menempati berbagai jabatan dan kedudukan di lembaga dan atau organisasi yang berkaitan dengan perlindungan dan pengembangan demokrasi, kemerdekaan mengemukakan pendapat, khususnya kemerdekaan pers".
 
Asydhad pun menilai bahwa Cak Munir yang juga Direktur Utama Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA ini sangat memiliki darah PWI. Pasalnya, Cak Munir sedari mengawali karier sebagai wartawan telah bergabung dalam PWI.
 
Dia mendoakan Cak Munir agar bisa sukses dalam pemilihan Ketua Umum PWI. Kemudian, Asydhad juga berharap agar Cak Munir mampu menegakkan kebebasan pers yang bertanggung jawab hingga mendorong terwujudnya aturan soal publisher rights.
 
Titin Rosmasari yang menjabat Sekjen Forum Pemred menanyakan tentang visi misi Cak Munir dalam kontestasi di Kongres PWI. Sementara Yura mendorong agar Cak Munir tidak menjalankan praktik politik uang dalam kontestasi tersebut.
 
Selanjutnya, Cak Munir mengungkapkan alasannya mengikuti kontestasi Ketua Umum PWI Pusat adalah demi mengembalikan marwah dan martabat PWI sebagai organisasi pers terbesar di Indonesia. Adapun anggota PWI yang tersebar mencapai 20 ribu orang.
 
"Berdasarkan pemikiran itu, karena saya darah PWI. Saya ini sepanjang karier jadi wartawan sejak 1991 sampai sekarang (Tahun 2023) menjadi pengurus PWI," ucap Cak Munir.
 
Pria asal Jawa Timur itu menjelaskan bahwa dirinya sudah bergabung dengan PWI sejak tahun 1991. Pada 1995, dirinya untuk pertama kalinya menjabat sebagai Sekretaris Siwo PWI Jatim.
 
"Tahun 2000, jadi Ketua Siwo PWI Jatim 2 periode, 10 tahun sampai 2010. 2010 hingga 2020 saya jadi Ketua PWI Jatim. Sepanjang karier saya dari wartawan muda sudah di PWI," ungkapnya.
Baca juga: Dirut ANTARA ajak generasi muda di Kalteng perkuat "personal branding"
Baca juga: PWI harus jadi komunitas pers berwibawa
Baca juga: Pers Indonesia harus Revolusi Mental
Baca juga: Dirpem LKBN ANTARA paparkan tantangan perkembangan media

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023