Sydney (ANTARA) - Saham-saham Asia menguat pada Senin, karena harapan bahwa pasokan stimulus kebijakan dari Beijing akan cukup untuk setidaknya menstabilkan perekonomian China dan pasar bertaruh bahwa Federal Reserve telah selesai menaikkan suku bunganya.

Hari libur di Amerika Serikat menyebabkan perdagangan sepi menjelang data penting mengenai sektor jasa-jasa AS dan perdagangan China serta inflasi pada minggu ini.

Tindakan kebijakan lebih lanjut juga diharapkan dari Beijing, termasuk pelonggaran pembatasan pembelian rumah.

Ada kelegaan karena pengembang properti Country Garden mendapatkan persetujuan dari kreditornya untuk memperpanjang pembayaran obligasi swasta dalam negeri.

“Surat kabar China melaporkan lonjakan transaksi real estat di Beijing dan Shanghai selama akhir pekan setelah pemotongan suku bunga hipotek (KPR) dan rasio uang muka,” tulis analis RBC Capital Markets.

"Apakah kenaikan ini akan terus berlanjut masih harus dilihat, namun hal ini telah memberikan peluang bagi ekuitas China."

Indeks saham-saham unggulan China CSI 300 bereaksi dengan berakhir naik 1,5 persen, setelah mencatat kenaikan 2,2 persen pada minggu lalu dan indeks Komposit Shanghai meningkat 1,4 persen. Di Hong Kong, indeks Hang Seng ditutup 2,6 persen lebih tinggi.

Indeks MSCI yang terdiri dari saham-saham Asia Pasifik di luar Jepang bertambah 1,30 persen%, setelah naik 2,3 persen pada minggu lalu. Nikkei Jepang ditutup menguat 0,7 persen, setelah terangkat 3,4 persen pada minggu lalu.

Indeks Topix yang lebih luas di Toky0 melonjak 3,7 persen minggu lalu ke level tertinggi dalam 33 tahun, dibantu oleh data yang menunjukkan perusahaan-perusahaan menghasilkan rekor keuntungan pada kuartal Juni.

Namun Topix masih memiliki rasio harga terhadap laba (price earning ratio) sebesar 14 kali, dibandingkan dengan 23 kali untuk S&P 500 dan 29,5 kali untuk Nasdaq.

Sentimen investor di sektor teknologi akan diuji minggu ini dengan penawaran umum perdana raksasa cip Arm Holdings, yang menargetkan harga di kisaran 47 dolar AS hingga 51 dolar AS dengan nilai perusahaan antara 50 miliar dolar AS dan 54 miliar dolar AS.

S&P 500 berjangka dan Nasdaq berjangka keduanya 0,1 persen lebih tinggi. EUROSTOXX 50 berjangka bertambah 0,3 persen dan FTSE berjangka naik 0,4 persen.

Saham-saham menguat pada Jumat (1/9/2023) setelah laporan data gaji (payrolls) AS pada Agustus yang lemah memperkuat ekspektasi untuk diakhirinya kenaikan suku bunga.

Meskipun jumlah pekerjaan utama melampaui perkiraan, revisi turun terhadap dua bulan sebelumnya dan penurunan pertumbuhan upah menunjukkan adanya pelonggaran di pasar tenaga kerja.

Tingkat pengangguran juga melonjak karena semakin banyak orang yang mencari pekerjaan, sehingga rasio lowongan terhadap pengangguran berada pada titik terendah sejak September 2021.

"Penyeimbangan kembali pasar tenaga kerja yang berkelanjutan ini konsisten dengan pandangan kami bahwa kenaikan suku bunga The Fed pada Juli adalah yang terakhir dari siklus ini," tulis analis di Goldman Sachs.

"Kami terus memperkirakan kebijakan tidak berubah pada pertemuan FOMC September dan November."

Pasar tampaknya setuju karena pasar berjangka saat ini menyiratkan peluang sebesar 93 persen bahwa suku bunga akan tetap stabil pada bulan ini dan 67 persen kemungkinan bahwa seluruh siklus pengetatan telah berakhir.

Obligasi pemerintah pada awalnya menguat karena data ketenagakerjaan, namun segera mengalami aksi jual dan imbal hasil jangka panjang berakhir lebih tinggi pada Jumat (1/9/2023). Tidak ada perdagangan obligasi pada Senin, namun kontrak berjangka sedikit melemah.

Setidaknya tujuh pejabat Federal Reserve akan berbicara minggu ini menjelang pertemuan kebijakan berikutnya pada 19-20 September.

Bank-bank sentral di Kanada dan Australia mengadakan pertemuan masing-masing minggu ini dan keduanya diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil.

Ketua Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde, akan menyampaikan pidatonya pada Senin, dengan pasar sekarang bersandar pada kenaikan suku bunga pada pertemuan September setelah serangkaian data lemah.

Baca juga: Saham Asia dibuka naik didukung stimulus China, harapan suku bunga AS
Baca juga: Minyak naik didukung data ekonomi China, AS dan pemangkasan OPEC+
Baca juga: Dolar turun di Asia, pedagang bertaruh Fed selesai naikkan suku bunga

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023