Jakarta (ANTARA/JACX) - Ramai di media sosial serta WhatsApp, informasi yang mengabarkan adanya peredaran beras plastik asal Tiongkok di Indonesia.

Rumor tersebut juga dilengkapi dengan video yang memperlihatkan oknum Bintara Pembina Desa (Babinsa) sedang memeriksa keaslian nasi yang dimasak seorang pemilik warung makan. 

Sambil melempar-lemparkan kepalan nasi berbentuk bola-bola kecil, oknum TNI itu menyatakan bahwa nasi yang dipegangnya terbuat dari beras palsu.

"Sudah masuk di Kendari, ini beras palsu melenting," ujar oknum TNI tersebut dalam video yang banyak dibagikan sejak pertengahn Agustus hingga awal September 2023.

Salah satu pengunggah video identik di Facebook pada 12 Agustus 2023, turut menyematkan narasi sebagai berikut:
"Wow, ternyata Beras Sintetis Cina, telah mulai ditemukan di Kendari, Sulawesi Tenggara Indonesia) Justeru TNI yang temukan (dimana Polisi RW/RT) Waspada... Viralkan ini... Kondisi ini harusnya diteliti sumbernya dari mana ?ternyata indonesia dijajah melalui makanan.gk cuma lawat makanan tp jgk lwat pemerintahan lewat segala cara sudah dilakukan oleh cina tu menghncorkan rakyat Indonesia .waspada untk semua masyarakat klo makan di warung2 teliti dulu nasi yg akan di makan . China membunuh perlahan ...gaees,".

Lalu, benarkah video dengan klaim peredaran beras palsu asal Tiongkok itu?
 
Tangkapan layar berisi narasi hoaks yang menyatakan adanya peredaran beras palsu asal China (Facebook)


Penjelasan:
Rekaman yang memperlihatkan salah satu anggota Babinsa sedang memeriksa keaslian nasi itu ternyata kejadian yang berlangsung pada 2020 di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Kopda Harmin, oknum TNI yang saat itu berstatus sebagai Babinsa Koramil XIII Poasia Kota Kendari, memang mengeluarkan pernyataan terkait beras palsu tersebut.

Namun, klaim Kopda Harmin telah dibantah oleh Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) Kendari. 

Menurut hasil uji laboratorium yang dilakukan BPOM Kendari, beras yang dites Kopda Harmin tersebut asli. 

BPOM Kendari menjelaskan beras mengandung amilo pektin dan amilosa. Ketika amilosa berada di atas 25 persen, maka beras akan keras. 

Selanjutnya, semakin tinggi kandungan amilo pektin pada beras, membuatnya mudah memantul atau melenting saat dibentuk menjadi bola dan dibanting.

"Kesimpulannya, beras yang viral di media sosial adalah beras asli dan aman dikonsumsi," jelas Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Sultra, I Made Guyasa dalam berita media yang dipublikasikan pada 8 Januari 2020.

Sementara itu, Kopda Harmin telah mengaku keliru dan meminta maaf atas informasi hoaks yang disebarkannya.

"Saya minta maaf sebesar-besarnya atas kecerobohan dan kelalaian saya atas beredarnya video dan sekali lagi saya minta maaf dengan hati yang tulus dan ikhlas," kata Kopda Harmin mengacu berita berikut.

Penelusuran itu membuktikan bahwa video soal beras palsu itu merupakan hoaks lama dan tidak ada hubungan dengan Tiongkok. Narasi penyerta yang dibagikan pengguna Facebook itu pun menyesatkan dan cenderung provokatif.

Klaim: Peredaran beras palsu asal China
Rating: Disinformasi 

Cek fakta: Fatayat NU minta beras ke Gereja Kristen Indonesia, ini penjelasannya

Baca juga: Ekonom: Risiko inflasi beras ke depan masih relatif tinggi 

Baca juga: Mentan pacu produksi beras di daerah hijau antisipasi dampak El Nino






 

Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2023