Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyampaikan bahwa ketersediaan 12 komoditas diproyeksikan aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir Desember 2023.

Adapun ke-12 komoditas itu termasuk beras, jagung, bawang merah, cabai besar, cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, dan minyak goreng. Komoditas kedelai, bawang putih, daging sapi-kerbau, dan gula konsumsi juga diprediksi aman dengan catatan membutuhkan pasokan impor.

“Selain itu, kami juga menyampaikan proyeksi neraca pangan periode Januari-Oktober sebagai early warning system semua komoditas pangan juga diproyeksikan aman,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Senin.

Arief, dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, mengatakan, BUMN pangan bersama Bapanas sedang berprogres dalam penguatan cadangan pangan pemerintah (CPP), baik melalui subsidi bunga pinjaman serta pemberian penjaminan pemerintah.

Menurut dia, stok level masing-masing komoditas ditargetkan dapat mencapai 5-10 persen dari kebutuhan atau market share nasional untuk dapat melakukan intervensi termasuk stabilisasi harga pasar.

“Hampir semua komoditas sudah kami siapkan stoknya. Untuk jagung dan kedelai kami terus dorong Perum Bulog untuk bisa melakukan penguatan cadangan jagung pemerintah,” kata Arief.

Cadangan beras pemerintah daerah provinsi (CBPP) hingga minggu keempat Agustus 2023 sebesar 6.437,93 ton. Arief mengatakan Bapanas terus mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) untuk memiliki CBPP.

Khusus untuk komoditas beras, menurut Arief, Perum Bulog saat ini memiliki stok aman (secure stock) sebanyak 1,52 juta ton. Adapun realisasi penyaluran beras nasional pada 2023 hingga minggu keempat Agustus 2023 sebanyak 1,44 juta ton, baik yang digunakan untuk bantuan pangan, stabilitas pangan dan harga pangan (SPHP), serta tanggap darurat.

Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) amatan Juli 2023, data terbaru (update) per 20 Agustus 2023, realisasi produksi beras sampai pada Juli 2023 sebesar 2,42 juta ton dengan neraca produksi konsumsi beras Januari-Juli 2023 surplus sebesar 3,03 juta ton. Sementara neraca bulanan Agustus-Oktober diperkirakan defisit 0,59 juta ton.

Arief juga mengingatkan adanya fenomena El Nino di sebagian besar wilayah Indonesia. Hal ini, kata dia, harus menjadi perhatian bersama mengingat potensi kekeringan terparah terjadi pada daerah-daerah sentra produksi beras seperti Pulau Jawa, sebagian Sumatera bagian selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca juga: Bapanas: Stok pangan komoditas strategis aman hingga akhir 2023

Baca juga: Badan Pangan Nasional dukung Bulog tambah jenis komoditas serapan


Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023