Jakarta (ANTARA) - Direktur Aneka Energi Baru, dan Energi Terbarukan (EBT) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral A Feby Misna menyebutkan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Indonesia meningkat cukup signifikan dengan jumlah pelanggan sebanyak 7.472 per Juli 2023, dari sebelumnya 5.926 periode yang sama tahun lalu.

 

“Dari jumlah tersebut ada sebanyak 2.692 pelanggan PLTS Atap rumah tangga di Jawa Barat, Banten dan sebanyak 1.732 PLTS Atap rumah tangga di DKI Jakarta,” kata  Feby, kepada Antara di Jakarta, Senin.

 

Menurut dia, jumlah pelanggan PLTS Atap tersebut akan terus tumbuh seiring kemudahan yang dihadirkan pemerintah melalui rencana pemberian insentif berupa penghapusan biaya kapasitas.

 

Namun, ia tak menyebutkan secara rinci seperti apa mekanisme pemberian insentif kepada pelanggan, karena saat ini Peraturan Menteri terkait PLTS Atap masih dalam tahap finalisasi.

 

“Peningkatan ini setidaknya pada tahun 2025 Indonesia dapat menurunkan target emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 358 juta ton CO2e, ini di mulai dari DKI Jakarta,” ujarnya.

 

Feby berharap dengan peningkatan jumlah pelanggan, target pemerintah untuk bisa mengembangkan PLTS Atap sebesar 3,61 giga watt (GW) atau realisasi bauran sebesar 23 persen pada tahun 2025 dapat tercapai.

 

Kepala Bagian Pemasaran PT. Surya Utama Nuansa (SUN) Energy Indonesia M Agiya Fersya menilai DKI Jakarta berpeluang besar untuk meningkatkan transisi energi menggunakan PLTS Atap yang ramah lingkungan.

 

Menurut dia, penilaian itu terjadi karena DKI Jakarta mendapatkan paparan cahaya matahari secara konstan setiap harinya dengan suhu yang baik untuk PLTS.

 

Hal itu dibuktikan berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terbaru pada dasarian III Agustus 2023, di Jakarta, menunjukkan suhu rata-rata permukaan harian berkisar 21-26 derajat Celsius, dan suhu maksimum 15-37 derajat Celsius.

 

“PLTS ini sumber utamanya ialah cahaya matahari. Semakin konstan cahaya maka semakin baik, jadi dengan suhu demikian adalah peluang untuk mulai bertransisi energi ke PLTS,” kata Agiya.

 

Agiya menjabarkan, perusahaan mencatat selama satu dekade terakhir sudah hampir ratusan ribu rumah tangga di Indonesia yang mulai menggunakan PLTS sebagai sumber energi listrik.

Baca juga: Memanen sinar Matahari menuju kemandirian energi

Baca juga: Kementerian PUPR: Bendungan Sepaku Semoi IKN dilengkapi PLTS terapung

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetya
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023