Komitmen tersebut telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 melalui pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Kemudian dilanjutkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
“Sebagai bagian dari ekspansi besar dalam pengembangan infrastruktur, di bidang ekonomi hijau Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. Kami telah menetapkan target untuk tahun 2050, di mana 309 dari 1.000 Metrik Ton Energi yang dihasilkan akan diproduksi melalui energi terbarukan, seperti Bioenergi, Hidro, Geotermal, dan Surya,” kata Menko Airlangga dalam High-Level Dialogue on Sustainable Transport in ASEAN di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan rantai nilai perdagangan yang lebih kuat.
Dalam program Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti Mass Rapid Transit (MRT) yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang baru saja selesai.
Pemerintah juga telah memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV) dengan target 13 juta sepeda motor listrik dan 2 juta mobil listrik pada 2030. Negara-negara ASEAN telah sepakat untuk membangun ekosistem kendaraan listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasokan dunia.
Pada KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo beberapa bulan lalu, juga telah menghasilkan perjanjian kerja sama dengan negara-negara di wilayah ASEAN dan mengeluarkan Asean Leaders' Declaration on Developing Regional EV Ecosystem.
Upaya Pemerintah terkait energi terbarukan juga difokuskan di Provinsi Kepulauan Riau melalui Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Utama di Batam-Bintan-Karimun (BBK). Diperkirakan bahwa di seluruh Provinsi Kepulauan Riau terdapat potensi pembangkit listrik tenaga terbarukan sekitar 30 GW.
Sebagai bagian dari komitmen ASEAN, Pemerintah Indonesia berusaha membangun konektivitas regional dan telah melibatkan diri dalam inisiatif seperti Indonesia-Malaysia-Thailand Golden Triangle (IMT-GT) yang memiliki 36 proyek konektivitas senilai lebih dari 57 miliar dolar AS.
“ASEAN adalah regional yang berorientasi ke depan melalui integrasi dengan berbagai model sistem dan ekosistem yang penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di ASEAN, pemerintah di ASEAN, serta para pengusaha dan ilmuwan, semua orang yang akan menjadikan ASEAN sebagai salah satu mesin pertumbuhan utama di abad ini. Sementara dapat kita lihat, tidak ada wilayah lain yang pertumbuhannya mencapai 5 persen dan inflasinya kurang dari empat persen,” ujar Menko Airlangga.
Baca juga: Menko Airlangga sampaikan pentingnya konektivitas antarnegara ASEAN
Baca juga: Airlangga: Partisipasi sektor swasta penting dalam pertumbuhan ASEAN
Baca juga: Airlangga: DEFA mampu dongkrak ekonomi ASEAN hingga 2 Triliun dolar
Baca juga: Menko Airlangga: ASEAN perlu bersatu dalam perdagangan karbon
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023