Bandung (ANTARA) - Produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menembus pasar ekspor. Namun, masih banyak pelaku UMKM yang belum memahami bagaimana prosedur dan mekanisme yang harus dilalui agar produknya dapat dieskpor ke luar negeri. Mengatasi hal tersebut, Bea Cukai Bandung menjalani fungsinya sebagai industrial assistance dan trade facilitator, gencar menggelar asistensi ekspor bagi para pelaku UMKM berpotensi ekspor di wilayah Bandung dan sekitarnya. Asistensi tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tata laksana ekspor dan menyosialisasikan fasilitas kepabeanan yang disediakan Bea Cukai untuk membantu UMKM melaksanakan ekspor mandiri.

Kepala Kantor Bea Cukai Bandung, Budi Santoso mengatakan di akhir bulan Agustus 2023, pihaknya berkesempatan mengunjungi empat UMKM yang bergerak di bidang makanan dan minuman (food and beverages/FnB). UMKM pertama ialah Sawargi Berseri yang memproduksi keripik gedebog pisang dan berlokasi di daerah Padasuka Kab. Bandung. Tidak hanya dipasarkan di daerah Bandung, produk UMKM ini sudah pernah diekspor ke Korea dalam pameran tahunan Seoul Food & Hotel Expo (SFH) 2023.

"Dalam kunjungan tim asistensi ekspor Bea Cukai Bandung pada tanggal 21 Agustus 2023, kami mendengarkan cerita pengalaman pemilik Sawargi Berseri mengikuti pameran-pameran di luar negeri, juga kendala-kendala yang dihadapi UMKM ini dalam memasarkan produknya. Sebagai solusi dari kendala yang dialami, kami pun memberikan penjelasan tata laksana ekspor, mulai dari administrasi dokumen, pengurusan sarana pengangkut, hingga akhirnya sampai ke tangan customer di luar negeri. Bea Cukai Bandung berkomitmen memberikan pelayanan dan pendampingan hingga akhirnya produk siap ekspor di masa mendatang," ujar Budi.

Kunjungan Bea Cukai Bandung berikutnya berlangsung pada tanggal 23 Agustus 2023 ke produsen makanan olahan ikan lele, yaitu Abon Abah Ubed, yang berlokasi di Desa Cipedes, Kec. Paseh, Kab. Bandung. Abon ikan tersebut tergolong unik karena memakai olehan ikan lele sebagai bahan baku utamanya yang dibudidayakan langsung oleh Abah Ubed selaku pemilik. 

Tak berselang lama, tepatnya pada 24 Agustus 2023, Bea Cukai Bandung kembali mengunjungi pengusaha FnB lainnya, yaitu D.I.S. Kopi yang berlokasi di Desa Cipedes, Kec. Paseh, Kab. Bandung. UMKM ini memproduksi biji kopi Arabica yang dipanen secara langsung dari kebun kopi milik pribadi di wilayah Ciwidey, Kab. Bandung. Biji-biji kopi ini kemudian di-roasting menjadi kopi yang mempunyai bermacam cita rasa. Terdapat beberapa varian rasa kopi yang tersedia. 

"Selama ini produk mereka baru dipasarkan secara lokal, belum pernah mengirimkan sampel produknya ke pasar internasional. Untuk itu, kami hadir menyampaikan hal-hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan ekspor hingga membahas kendala yang dihadapi oleh para pelaku UMKM dalam memasarkan produknya ke pasar internasional," tegas Budi.

Produsen kopi lainnya yang juga dikunjungi Bea Cukai Bandung ialah Coffee Garung yang berlokasi di kaki Gunung Manglayang daerah Kp. Garung, Kabupaten Bandung. Pada tanggal 29 Agustus 2023, tim asistensi ekspor Bea Cukai Bandung mengasistensi UMKM ini dengan menjelaskan prosedur ekspor secara komprehensif dan bagaimana peran Bea Cukai Bandung dalam mendorong UMKM Coffee Garung bisa naik kelas. Bea Cukai Bandung pun berupaya menemukan solusi dari beberapa kendala yang dihadapi petani kopi di daerah tersebut, agar produk kopi milik Coffee Garung bisa melaksanakan ekspor perdana.

"Sebagai salah satu bentuk sikap proaktif dari Bea Cukai Bandung, asistensi terkait ekspor kepada para pelaku UMKM terus dilakukan agar dapat memasarkan produknya secara global.

Dengan diberikannya asistensi ini, diharapkan para pelaku UMKM dapat mengenalkan produk Indonesia dan bersaing ke kancah internasional demi mendorong perekonomian Indonesia yang makin baik," tutup Budi.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023